Rig Veda I.1.1-9 dalam sloka bagian pertama Reg Weda ini, menjelaskan pentingnya pemujaan API (dewa Agni). dari sloka ini bisa dilihat bahwa Sruti ini telah hadir sejak jaman prasejarah, dimana penggunaan api merupakan tongak
Canakya Nitisastra V.1 Guru Agnir Dvijatinam, Varnanam Brahmana Guruh, Patireva Guruh Strinam, Sarvasya Bhayagato Guruh. (Canakya Nitisastra, Adhyaya V. Sloka 1) Terjemahan; "Dewa Agni adalah Guru bagi para Dwijati (Sang Sadaka), Varna Brahmana adalah
Mantra Brahma Stawa Mantram atau doa pujian yang ditujukan kehadapan Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta disebut Brahma Stawa Om Namaste Bhagawan Agni, Namaste Bhagawan Hari, Namaste Bhagawan Isa, Sarwa Bhaksa Hutasana Tri Warna Bhagawan
Dewa Brahma Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्मा; IAST: Brahmā) adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa
Memuja Dewa Agni dengan PASEPAN Pasepan adalah Homa Yadnya Pasepan, salah satu bentuk pemujaan Dewa Agni yang dikenal oleh masyarakat Bali Kuno Di Bali dupa disebut juga PASEPAN yang berasal dari kata ASEP yang
Penggunaan Dupa Batang di Bali Orang Bali umumnya sangat akrab dengan penggunaan dupa batang, tetapi tidak semua orang mengetahui sejarah dan cara penggunaannya secara lebih mendalam. Dupa batang pertama kalinya ditemukan di areal situs