Atma
Atma diterjemahkan sebagai sang diri, bukan atman. ATMAN adalah sinonim dari BRAHMAN. Brahman yang bersemayam dalam hati semua makhluk disebut sebagai Atman.
dalam perkembangannya, Atma berkembang menjadi Atmani, Atmana, Atmanam [silahkan klik kata: "Atmani, Atmana, Atmanam" agar lebih mengerti beda di setiap katanya].
Kata Atma dalam Bhagawad Gita
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 2
- आत्मवश्यैर्विधेयात्मा प्रसादमधिगच्छति |
ātma-vaśyair vidheyātmā prasādam adhigacchati
orang yang ditundukan oleh sang Diri (ātmā) dibawah kendali sang diri (ātma) akan mencapai ketenangan [anugrahNya] - BG 2.64
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 3
- इन्द्रियार्थान्विमूढात्मा मिथ्याचारः स उच्यते |
indriyārthān vimūḍhātmā mithyācāraḥ sa ucyate
obyek indera dia menipu [membodohi] sang dirinya (ātmā) disebut sebagai orang munafik - BG 3.6 - भुञ्जते ते त्वघं पापा ये पचन्त्यात्मकारणात् |
bhuñjate te tv aghaḿ pāpā ye pacanty ātma-kāraṇāt
tapi dia yang menyiapkan makanan untuk kepentingan [demi] sang dirinya sendiri (ātma) mereka menikmati dosa dari kesalahannya - BG 3.13 - यस्त्वात्मरतिरेव स्यादात्मतृप्तश्च मानवः |
yas tv ātma-ratir eva syād ātma-tṛptaś ca mānavaḥ
tapi dia yang hanya tertarik [cinta dan sayang] dalam sang diri (atma) juga sebagai manusia yang tetap puas dengan sang diri (atma) - BG 3.17 - अहंकारविमूढात्मा कर्ताहमिति मन्यते |
ahańkāra-vimūḍhātmā kartāham iti manyate
sang diri (ātmā) yang diperdaya [dibingungkan] oleh egoisme berpikir demikian [seperti ini] Akulah pelakunya - BG 3.27
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 4
- अजोऽपि सन्नव्ययात्मा भूतानामीश्वरोऽपि सन् |
ajo 'pi sann avyayātmā bhūtānām īśvaro 'pi san
meskipun itu [ilahi] Sang Diri (ātmā) tanpa kelahiran tidak merosot [abadi] walaupun itu tuhan semua makhluk - BG 4.6 - प्रकृतिं स्वामधिष्ठाय संभवाम्यात्ममायया |
prakṛtiḿ svām adhiṣṭhāya sambhavāmy ātma-māyayā
dengan mengendalikan kekuatan maya-Nya sang diri (ātma-māyayā) memanifestasikan [menjelmakan] prakerti milik-Nya - BG 4.6 - निराशीर्यतचित्तात्मा त्यक्तसर्वपरिग्रहः |
nirāśīr yata-cittātmā tyakta-sarva-parigrahaḥ
tanpa keinginan memiliki kendali atas kesadaran [pikiran dan indera] dari sang diri (citta-atma) melepaskan semua rasa memiliki - BG 4.21 - आत्मसंयमयोगाग्नौ जुह्वति ज्ञानदीपिते |
ātma-saḿyama-yogāgnau juhvati jñāna-dīpite
mempersembahkan pengendalian (samyama) proyeksi sang diri [pikiran] (atma) kedalam api yoga tercerahkan dalam kebijaksanaan [pengetahuan] - BG 4.27 - अज्ञश्चाश्रद्दधानश्च संशयात्मा विनश्यति |
ajñaś cāśraddadhānaś ca saḿśayātmā vinaśyati
orang bodoh [tanpa pengetahuan] dan tanpa keyakinan [kurang iman] juga sang Diri (ātmā) ditaklukan [tenggelam] oleh keraguan - BG 4.40 - नायं लोकोऽस्ति न परो न सुखं संशयात्मनः |
nāyaḿ loko 'sti na paro na sukhaḿ saḿśayātmanaḥ
yang skeptis pada sang diri (ātmanāḥ) tiada kebahagiaan tidak ada di dunia ini tidak didunia sana [rohani] - BG 4.40 - आत्मवन्तं न कर्माणि निबध्नन्ति धनंजय |
ātmavantaḿ na karmaṇi nibadhnanti dhanañjaya
mantap dalam sang Diri (ātma-vāntam) tidak terikat pada tindakan wahai Arjuna - BG 4.41
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 5
- योगयुक्तो विशुद्धात्मा विजितात्मा जितेन्द्रियः |
yoga-yukto viśuddhātmā vijitātmā jitendriyaḥ
penekun Karmayoga sang Dirinya (atma) dimurnikan [disucikan] keAkuan dikendalikan oleh Sang Diri (atma) indera [panca indria] terkendali - BG 5.7 - सर्वभूतात्मभूतात्मा कुर्वन्नपि न लिप्यते |
sarva-bhūtātma-bhūtātmā kurvann api na lipyate
Sang Diri (ātma) berada dalam diri (bhūta-ātmā) semua makhluk tidak terikat meskipun terlibat dalam kegiatan - BG 5.7 - योगिनः कर्म कुर्वन्ति सङ्गं त्यक्त्वात्मशुद्धये |
yoginaḥ karma kurvanti sańgaḿ tyaktvātma-śuddhaye
Para Yogi melepaskan keterikatan pada hasil tindakan dan melakukan tindakan [pekerjaan] untuk pemurnian sang diri (atma) - BG 5.11 - तद्बुद्धयस्तदात्मानस्तन्निष्ठास्तत्परायणाः |
tad-buddhayas tad-ātmānas tan-niṣṭhās tat-parāyaṇāḥ
memiliki kecerdasan tentangNya, fokus kepadaNya (tat-ātmanāḥ), berserah kepadaNya, menjadikanNya tujuan tertinggi - BG 5.17 - बाह्यस्पर्शेष्वसक्तात्मा विन्दत्यात्मनि यत् सुखम् |
bāhya-sparśeṣv asaktātmā vindaty ātmani yat sukham
sang diri (ātmā) tidak terikat pada kenikmatan indera organnya [ektrenal] memperoleh [hanya menikmati] kebahagiaan yang ada dalam sang diri - BG 5.21 - स ब्रह्मयोगयुक्तात्मा सुखमक्षयमश्नुते |
sa brahma-yoga-yuktātmā sukham akṣayam aśnute
seseorang yang menghubungkan diri mempersatukan sang diri (ātmā) dengan Brahman menikmati kebahagiaan tak terhingga - BG 5.21
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 6
- आत्मैव ह्यात्मनो बन्धुरात्मैव रिपुरात्मनः |
ātmaiva hy ātmano bandhur ātmaiva ripur ātmanaḥ
sang diri (atma) memang sesungguhnya sahabat bagi dirinya, sang diri (atma) tentu juga musuh dari dirinya - BG 6.5 - बन्धुरात्मात्मनस्तस्य येनात्मैवात्मना जितः |
bandhur ātmātmanas tasya yenātmaivātmanā jitaḥ
sang diri (atma) adalah teman bagi diri yang terikat tentu saat dia telah menundukkan diri terikat oleh sang diri (atma) - BG 6.6 - ज्ञानविज्ञानतृप्तात्मा कूटस्थो विजितेन्द्रियः |
jñāna-vijñāna-tṛptātmā kūṭa-stho vijitendriyaḥ
Dengan pengetahuan pengalaman terpuaskan dengan sang diri (atma) keadaan spiritual dengan mengendalikan indera - BG 6.8
Kata Atma dalam Bhagawad Gita 10
- नाशयाम्यात्मभावस्थो ज्ञानदीपेन भास्वता |
nāśayāmy ātma-bhāva-stho jñāna-dīpena bhāsvatā
yang tinggal suasana hati ditempat mewujudnya sang diri (ātma-bhāva) dihancurkan dengan cahaya lampu pengetahuan - BG 10.11 - वक्तुमर्हस्यशेषेण दिव्या ह्यात्मविभूतयः |
vaktum arhasy aśeṣeṇa divyā hy ātma-vibhūtayaḥ
ceritakan dengan seharusnya dan terperinci tentunya manifestasi sang Diri (atma) yang ilahi itu - BG 10.16 - हन्त ते कथयिष्यामि दिव्या ह्यात्मविभूतयः |
hanta tekathayiṣyāmi divyāhyātma-vibhūtayaḥ
ya tentu ku jelaskan kepadamu manifestasi rohani sang Diri (ātma) - BG 10.19 - अहमात्मा गुडाकेश सर्वभूताशयस्थितः |
aham ātmā guḍākeśa sarva-bhūtāśaya-sthitaḥ
wahai Arjuna, Akulah sang Diri (atma) yang bersemayam dalam hati semua makhluk - BG 10.20 - ātmā—mind Bg 6.13-14,
- ātma—heart Bg 6.11-12,
- ātmā—Self Bg 9.5, Bg 15.17,
- ātmā—Bg 11.24,
- ātmā—spirit Bg 13.32
- ātmā—the self Bg 13.33,
- ātma—one's own Bg 16.18
- ātma—self Bg 6.32, Bg 17.16, Bg 18.36-37,
- prasanna-ātmā—fully joyful Bg 18.54,
- dharma-ātmā—righteous Bg 9.31
- jita-ātmā—control of the mind, vigata-spṛhaḥ Bg 18.49
- yatā-atmā—endeavoring Bg 12.13-14
- yoga-yukta-ātmā—one who is dovetailed in consciousness Bg 6.29
- yukta-ātmā—engaged in devotional service Bg 7.18
- yukta-ātmā—having the mind firmly set on Bg 9.28
- ātma-saṁstham—placed in transcendence Bg 6.25
- ātma-saṁstutiḥ—in praise of himself Bg 14.22-25
- ātma-sambhāvitāḥ—self-complacent Bg 16.17
- ātma-vinigrahaḥ—control Bg 13.8-12
- ātma-yogāt—by My internal potency Bg 11.47
- ātmā eva—just like Myself Bg 7.18
I. Dalam kitab Upanishad :
- Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 menyatakan bahwa Tuhan hanya ada satu.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yg menyerupai Dia
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yg mampu melihat dg mata.
- Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.
II. Dalam kitab utama Hindu, Veda :
- Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
- Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
- Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki/ meresapi, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara.
- Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
- Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dg berbagai nama.
- Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dg nama yg bermacam-macam
- Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yg ditujukan pada Tuhan, antara lain “
a. Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahma (pencipta), bahasa arabnya Choliq.
b. Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alamApalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
c. Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
d. Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahma Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua.
Brahman (parama atma), atman, jiwa atman.
Brahman(parama atma) meresap dalam segala ciptaannya yang bersifat trasedent ( Nirguna brahman)
Eko devas sarva-bhutesu Gudas
Svetasvatara Up.VI.11
sarva vyapi sarva bhutantar
atma karmadhyaksas sarva
Bhuta dhivasas saksi ceta
Kevalo irgunasca
Artinya :
Tuhan yang tunggal berada pada semua makhluk, menyusupi segala, inti hidupnya semua makhluk, hakim semua perbuatan, yang berada pada semua makhluk, saksi yang mengetahui, yang tunggal, bebas dari kualitas apapun.
Bhatara Siwa sira eyapaka, sira suksma tar
Bhuwanakosa II.16
Kneng angen-angen, kadyangganing akasa
Tan kagrhita de ning manah mwang indriya
Artinya :
Bhatara Siwa, meresapi segala, Ia gaib tak dapat dipikirkan, Ia seperti angkasa tak terjangkau oleh pikiran dan indriya.
Divyo hy amurtah purusah sa Bahyabyantaro hy ajah
Mundaka Upanisad II.2
Aprana hy amanah subhro aksarat Paratah parah
Artinya :
Tanpa bentuk dan bersifat Ilahi-lah makhluk ini, dia ada di luar dan di dalam, tiada dilahirkan, tanpa nafas dan tanpa pikiran, murni dan lebih tinggi dari yang kekal yang tertinggi.
Brahmavid apnoti param tad esa bhyukta
Taittiriya Upanisad 2.1.1
Satyam jnanam anantam Brahma Veda
Nihitam guhayah parame vyman so’ snute
Kaman vipascita iti
Artinya :
Ia yang mengetahui Brahman sebagai kebenaran, pengetahuan dan tidak terbatas, Ia yang bersembunyi di dalam rongga hati dan Ia yang sangat jauh di angkasa. Ia yang terpenuhi segala keinginannya dalam kesatuan dengan Brahman, Ia yang maha mengetahui..
Brahman(paramatma), meresap dalam segala ciptaannya yang bersifat imanen(saguna brahman)..
Yo devo’gnau yo’psu, yo visvam bhuvanamavisesa,
Svetasvatara Upanisad II.17
Yo asadhisu yp vanaspatisu, tasmai devaya namo namah
Artinya :
Sujud pada Tuhan yang berada pada api, yang ada dalam air yang meresapi seluruh alam semesta, yang ada dalam tumbuh-tumbuhan yang ada dalam pohon-pohon kayu..
Lwir Bhatara Siwa magawe jagat,
Bhuwanakosa III.76
Brahma rupa siram pasrti jagat,
Wisnu rupa sira pangraksang jagat
Rudra Rupa nira mralayaken rat
Nahan tawaknica, bheda nama
Artinya :
Adapun Tuhan membuat dunia, berwujud Brahma menciptakan dunia, berwujud Wisnu Beliau memelihara dunia, berwujud Rudra Beliau memusnahkan dunia, demikianlah tiga perwujudan Beliau (yang Tunggal) berbeda nama.
Swayaparah siwah suryah caitta tattwah sadasiwah,
Wrhaspati Tattwa 11 – 12
Sapadah saguna wyapi arupatwat pracaryate
Utpadako na sahakah tattsyanugraha parah,
Wirocanakaro nityah sarwajnah sarwakrdbibhuh.
Artinya :
Sadasiwa adalah Cetana (Tuhan) yang telah aktif (sawyaparah) telah berfungsi dan berkhasiat, (misalnya) suka menampuni (siwah), memberi sinar penerangan (suryah), dapat menjadi sekecil-kecilnya (wyapi), tiada berwujud (Arupa), dan menjadi obyek pujaan dari segala makhluk. Sebagai pencipta, pelebur (dan) memberkati. Karunia (Pemelihara) pada dunia raya, memberi sinar-cahaya (sebagai wokosana, serba tahu, maha kaya, ada dimana-mana (dan) kekal abadi.
Tad eva agnis tad adityas tad vajur tad u candramah
Yajur Veda 32.1
tad eva sukran tad Brahma ta apah tad prajapatih
Artinya :
Agni adalah itu, Aditya adalah itu, Vayu adalah itu, Candramas adalah itu, Sinar adalah itu, Air juga adalah dia dan prajapati adalah dia.
Arti istilah Atma-Tattwa, ialah kepercayaan mengenai atma. Atma disebut juga dengan istilah: Ciwatma, Jiwatma, yang merupakan bagian kecil tak terukur (atom, anu, parama anu) dari Parama Atma (Brahman, Sang Hyang Widdhi). "Brahman Atma Aikyam" (Brahman dan Atman adalah tunggal) demikianlah tersebut dalam kitab Upanisad.
Oleh karena Atman berasal dari Brahman, maka Atman kekal Abadi, achintya (tidak dapat dipikirkan) oleh pikiran manusia yang keadaannya terbatas. Jika Brahman (Parama Atma) dibandingkan dengan lautan, maka Atma ialah atomnya (molecule-molecule) air laut, yang tak terhitung jumlahnya.
Jika Brahman kita bandingkan dengan matahari, maka Atma ialah sinar-sinar yang dipancarkan oleh matahari ke segala penjuru, tak terhitung banyaknya.
Kalau kita menengadah ke angkasa, maka terlihatlah oleh mata kita butiran-butiran halus yang sangat kecil bergetar; dalam hal ini dapatlah kita bandingkan bahwa angkasa adalah Brahman (Parama Atma) sedangkan butiran-butiran atau titik halus yang bergetar ialah Atma-Atma yang tidak terhitung banyaknya Pada Kitab Aeteria Upanisad dijelaskan: "la (Atma) adalah Brahman (Tuhan) pada diri manusia (Microcosmos, Bhuwana Alit) dan juga matahari (Macrocosmos) alam semesta yang mana sebenarpysa satu, Atma adalah Brahman". Jelaslah bahwa 'Atma. (Ciwatma, Jiwatma) merupakan sumber hidup seluruh mahluk alam semesta (Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit).
Secara umum mengenai istilah Atma dapat dikemukakan sebagai berikut:
Parama Atma (Brahman) : Tuhan, Sang Hyang Widdhi; Atma Yang Agung.
Atma: Bagian dari pada Brahman (Parama Atma), yang mempunyai sifat-sifat sangat suksma (gaib). Sumber hidup bhuwana Agung dan Alit.
Ciwatma: Atma yang berasal dari Ciwa; menjadi sumber hidup.
Jiwatma/Adhiyatma: Jiwa, dari akar kata Jiw, berarti hidup; Atma yang memberikan hidup pada diri manusia.
Dalam agama Hindu terdapat keyakinan bahwa ada "sesuatu yang sejati" dalam tiap individu yang disebut atman, sifatnya abadi atau tidak terhancurkan. Taittiriya-upanishad mendeskripsikan bahwa atman individu diselimuti oleh lima lapisan: annamayakosa (lapisan badan kasar yang mengandung daging dan kulit), pranamayakosa (lapisan tenaga kehidupan), manomayakosa (lapisan pikiran atau indera yang menerima rangsangan), wijanamayakosa (lapisan nalar, akal budi, atau kecerdasan), anandamayakosa (lapisan kebahagiaan atau tubuh kausal).
Istilah atman dan jiwa kadangkala dipakai untuk konteks yang sama. Dalam suatu pengertian, atman adalah percikan dari Brahman, sedangkan jiwa adalah penggerak segala makhluk hidup. Menurut teologi Hindu yang monistis/panteistis (seperti mazhab Adwaita Wedanta), sukma individu sama sekali tiada berbeda dari Brahman. Sukma individu disebut jiwatman, sedangkan Brahman disebut paramatman. Maka dari itu, ajaran ini disebut aliran non-dualis.
Ketika tubuh individu hancur, jiwa tidak turut hancur. Sebaliknya, ia berpindah ke tubuh baru melalui reinkarnasi (samsara). Jiwa mengalaminya karena diselubungi oleh awidya atau "ketidaksadaran" bahwa dirinya sesungguhnya sama dengan Paramatman. Tujuan kehidupan menurut mazhab Adwaita adalah untuk mencapai kesadaran bahwa atman sesungguhnya sama dengan Brahman. Kitab Upanishad menyatakan bahwa siapa pun yang merasakan bahwa atman merupakan esensi dari tiap individu, maka ia akan menyadari kesetaraan dengan Brahman, sehingga mencapai moksa (kebebasan atau kemerdekaan dari proses reinkarnasi/samsara).
Yoga dari Resi Patanjali sebagaimana yang diuraikan dalam Yogasutra berbeda dengan monisme yang diuraikan dalam filsafat Adwaita. Menurut yoga, pencapaian spiritual tertinggi bukanlah untuk menyadari bahwa segala kemajemukan di alam semesta merupakan maya. Jati diri yang diperoleh saat mencapai pengalaman religius tertinggi bukanlah atman belaka. Itu hanyalah salah satu jati diri yang ditemukan oleh individu.
Meruntuhkan "tembok alam sadar manusia" untuk membangun "persatuan" jati diri individu (jiwatman) dengan sukma alam semesta (paramatman), merupakan tujuan praktik yoga.
Menurut pemahaman dualistis seperti mazhab Dwaita, jiwa merupakan entitas yang berbeda dengan Tuhan, namun memiliki kesamaan. Jiwa bergantung kepada Tuhan, sedangkan pencapaian moksa (lepas dari samsara) bergantung kepada cinta pada Tuhan serta kasih sayang Tuhan.
Tat sambhuya bhavati ekam eva
Atharwa Weda X.8.11
Brahman adalah inti alam semesta dan segalanya dilarutkan menjadi seragam dengan-Nya.
Anyad yusmakam antaram babhuva
Reg Weda X.82.7
Tuhan berada dalam hatimu.
Esa sarvestu bhutesu
Katha Upanisad I.3.12
gudho ‘tma na prakasate,
drsyate tvargyaya buddhya
suksmaya suksma darsibhih
Artinya :
Atman yang bercahaya halus itu
Ada dalam setiap mahluk
Ia hanya dapat di lihat oleh para rsi
Dengan budi yang tajam dan murni
Asabdam Asparsan Arupam Avyayam
Katha Upanisad I.3.15
tatha arasam nityam agandhavac ca yat
anady anantam mahatah param dhruvam
nicayya Tam Mrtyu Mukhat Pramucyate
Arti kata Atma berdasarkan konteks kalimatnya: