Sulinggih Sulinggih merupakan sebutan bagi Pandita, Brahmana Warna di Bali, yang umumnya menapaki tahap Sanyasin/Bhiksuka Asrama. Sulinggih memiliki akar kata Linggih yang artinya duduk, posisi, tempat. Kata Linggih ini diberi awalan SU yang bermakna
Bhawati Bhawati merupakan penanda seorang menapaki tahap Bhiksuka Asrama untuk menjadi Sulinggih, Brahmana Warna lewat ritual Ekajati yang disebut Pawintenan Diksa Bhawati. Bhawati adalah jenjang ketiga, setelah pemangku dan jro gede, dan jenjang terakhir
Brahmana Warna Brahmana Brahmana berarti Pendeta, merupakan salah satu bagian dari "Catur Warna". Mereka adalah golongan cendekiawan yang menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Pada zaman dahulu, golongan ini umumnya adalah kaum pendeta,
Catur Guru Untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat Hindu tidak terlepas dari disiplin dalam setiap tingkah laku kita sehari- hari lebih- lebih terhadap catur kang Sinangguh Guru. Kata Guru dalam bahasa Sanskerta
Catur Warna Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata ''Catur" berarti empat dan kata "warna" yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan
Catur Asrama Hubungan tata kemasyarakatan Hindu dibagi menjadi empat tingkat kehidupan yang dikenal dengan Catur Asrama. Catur Asrama adalah empat lapangan atau tingkatan hidup manusia atas dasar keharmonisan hidup. Tiap- tiap tingkat kehidupan manusia
Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi. Apabila tidak mampu menguasainya akan membawa bencana dan kehancuran total kehidupan manusia. Karena itu Sad Ripu patut dikendalikan
Tri Mala merupakan tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negatif dan nafsu yang sering tidak dapat terkendalikan dan sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Trimala patut diwaspadai dan diredam, karena ia akan
Panca Niyama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atau tunduk (mengikuti) peraturan Dharma yang telah ditentukan, sebagai berikut: Akrodha yaitu Tidak dikuasai oleh nafsu kemarahan. Guru Susrusa yaitu Hormat dan taat kepada guru
Panca Yama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atas upaya menjauhi larangan agama sebagai norma kehidupan sebagai berikut: Ahimsa yaitu Kasih kepada makhluk lain, tidak membunuh atau menganiaya Brahmacari yaitu Berguru dengan sungguh-