Kitab Suci (Sastra)
Kitab Suci (Sastra)
Perkataan 'Veda', berasal daripada perkataan Sanskrit, "vid" ( bermaksud "untuk mengetahui") dan ia merujuk kepada seluruh himpunan ilmu esoterik dan rohani mengenai nilai-nilai kerohanian abadi yang ditemui oleh golongan Rishi (orang-orang alim dan mistik) semasa meditasi. Tradisi Hindu memberikan Veda kedudukan tertinggi dalam kalangan semua sumber ilmu dan kitab-kitab suci lain. Oleh itu, Veda dianggap sebagai sumber utama dan asas Hinduisme. Semua kitab-kitab lain mendapat inspirasi dan otoritinya daripada Veda. Dalam kata lain, Veda adalah kitab suci agama Hindu yang tertua.
Veda adalah Apauruseya (bukan buatan manusia). Menurut Swami Vivekananda: Himpunan penulisan ini yang dipanggil sebagai Veda bukanlah kata-kata manusia. Tarikh-tarikhnya tidak pernah ditetapkan, tidak boleh ditetapkan, dan, mengikut kami, Veda adalah abadi.
Weda terdiri dari 2 jenis:
Kitab Sruti
Weda Sruti (wahyu) terdiri atas:
- Reg Weda - merupakan kumpulan mantra yang memuat ajaran-ajaran umum dalam bentuk pujaan (Rc. atau Rcas). Arc. = memuja (Arc. Rc).
- Yayur Weda - merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran umum mengenai pokok-pokok yajus, (pluralnya Yajumsi). Jenis Veda ini ada dua macam, yaitu:
(a) Yajur Veda hitam (Krşņa YajurVeda) yang terdiri atas beberapa resensi a.l. Taiyiriya samhita dan Maitrayanisamhita, dan
(b) Yajur Veda putih (Śukla yajurVeda). yang juga disebut Wajasaneji samhita. - Sama Weda - merupakan kumpulan mantra yang memuat ajaran umum. mengenai lagu-lagu pujaan (saman).
- Atharwa Weda - merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis (atharwan).
Dari keempat kelompok Veda itu, tiga kelompok pertama sering disebut-sebut sebagai mantra yang berdiri sendiri. Karena itu disebut Tri Veda.
Bagian kedua yang terpenting dan kitab Sruti ini adalah bagian yang disebut Brahmana atau Karma Kanda. Himpunan buku-buku ini disebut Brahmana. Tiap-tiap mantra (Rg. Sama, Yajur, Atharwa) memiliki Brahmana. Brahmana berarti doa. Jadi kitab Brahmana adalah kitab yang berisi himpunan doa-doa yang dipergunakan upacara yajna. Kadang-kadang Brahmana diartikan penjelasan yang menjelaskan arti kata ucapan mantra.
- Kitab Rg. Veda memiliki dua jenis buku Brahmana, yaitu Aitareya Brahmana dan Kausitaki Brahmana (Sankhyana Brahmana). Kitab Brahmana yang pertama terdiri atas 40 Bab dan yang kedua terdiri atas 30 Bab.
- Kitab SamaVeda memiliki kitab Tandya Brahmana yang juga sering dikenal dengan nama Pancawimsa. Kitab ini memuat legenda (ceritra-ceritra kuno) yang dikaitkan dengan upacara yajna. Disamping itu ada pula Sadwimsa Brahmana. Kitab ini terbagi atas 25 buku dimana bagian terakhir yang terkenal adalah kitab Adbhuta Brahmana, merupakan jenis Vedangga yang memuat mengenai ramalan-ramalan dan penjelasan mengenai berbagai mukjizat.
- Kitab YajurVeda memiliki beberapa kitab Brahmana pula. YajurVeda hitam (Krsna YajurVeda) memiliki Taittiriya Brahmana. Kitab ini merupakan lanjutan Taittiriya samhita Kitab ini yang menguraikan simbolisasi ,,Purusamedha” yang telah diartikan secara salah didalam tradisi YajurVeda putih (Sukla YajurVeda) memiliki Saptatha Brahmana. Nama ini disebut demikian karena kitab ini terdiri atas 100 adhyaya. Bagian terakhir dari kitab ini merupakan sumber bagi kitab Brhadaranyaka upanisad. Didalam kitab Brabmana ini mula-mula kita jumpai ceritera Sakuntala, Pururawa, Urwasi dan ceritera-ceritera tentang ikan. Atharwa Veda ini memiliki kitab Gopathabrabmana.
Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan mantra-mantra yang membabas berbagai aspek teori mengenai ke-Tuhan-an. Himpunan ini merupakan bagian Jńăna Kanda dari pada Veda Śruti. Sebagaimana halnya dengan tiap-tiap Mantra memiliki kitab Brahmana, demikian pula tiap-tiap mantra ini memiliki kitab-kitab Aranyaka atau Upanisad. Kelompok kitab-kitab ini disebut Rahasiya Jñăna karena isinya membahas hal-hal yang bersifat rahasia.
Didalam penelitian mengenai berbagai naskah kitab suci Hindu Dr. G. Sriniwasa Murti didalam introduksi kitab Saiwa Upanisad mengemukakan bahwa tiap-tiap Sakha (cabang ilmu) Veda merupakan satu upanisad. Dari catatan yang ada:
- Rg.Veda terdiri atas 21 sakha.
- Sama Veda terdiri atas 1000 sakha.
- Yajur Veda terdiri atas 109 sakha, dan
- AtharwaVeda terdiri atas 50 sakha.
Berdasarkan jumlah sakha yaitu 1180 sakha maka jumlah Upanisad sayogyanya ada sebanyak 1180 buah buku tetapi berdasarkan catatan Muktikopanisad jumlah upanisad yang disebut secara tegas adalah sebanyak 108 buah buku. Adapun perincian daripada kitab-kitab upanisad itu adalah sebagai berikut:
- 10 Upanisad yang tergolong jenis Rg. Veda, yaitu antara lain: Aitareya, Kausitaki, Nada-bindu, Atmaprabodha, Nirwana, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Saubhagya dan Bahwrca Upanisad.
- 16 Upanisad yang tergolong jenis Sama Veda adalah : Kena, Chandogya, Aruni, Maitrayani, Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sanyasa, Awyakta, Kondika, Sawirei, Rudraksajabala, Darsana dan Jabali.
- Upanisad yang tergolong jenis YajurVeda, adalah :
- 32 upanisad untuk jenis Yajur Veda Hitam, terdirj atas Kathawali, Taittiriyaka, Brahma, Kaiwalya, Swetaswatara, Garbha, Narayana, Amrtabindu, Asartanada, Katagnirudra, K ausika, Sarwasara, Sukharahasya, Tejobindu, Dhyanabindu, Brahmawidya, Yogatattwa, Daksinamurti, Skanda Sariraka, Yogasikha, Ekaksara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahrdaya, Yogakundalini, Pancabrahma, Pranagnihotra, Waraha, Kalisandarana dan Saraswatirahasya.
- 19 upanisad untuk Jenis Yajur Putih, terdiri atas: Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa, Paramahamsa, Subata, Mantrika, Niralambha. Trisikhibrahmana, Mandalabrahmana, Adwanyataraka, Pingala Bhiksu, Turiyatita, Adhyatma, Tarasara, Yajnawalkya, Satyayani dan Muktika.
- 31 Upanisad yang tergolong jenis AtharwaVeda, yaitu, antara lain: Prasna, Munduka, Mandukya, Athawasira, Atharwasikha, Brhajjabala, Nrsimhatapini, Naradapariwrajaka, Sita, Sarabha, Mahanarayana, Ramarahasya, Ramatapini, Sandilya, Paramahamsa pariwrajaka, Annapurna, Surya, Atma, Pasupata, Parabrahmana, Tripuratapini, Dewi, Bhawana, Brahma, Gamapati, Mahawakya, Gopalatapini, Krsna, Hayagriwa, Dattatreya dan Garuda Upanisad.
Dengan memperhatikan deretan nama-nama kelompok Mantra, Brahmana dan Upanisad diatas, jelas bahwa kitab Sruti meliputi jumlah yang cukup banyak. Untuk mendalami Dharma, semua buku-buku itu adalah merupakan sumber utama dan kedudukannya mutlak perlu dihayati.
Kitab Smerti
Weda Smerthi (penjelasan weda), yang terdiri atas:
Adapun kelompok Vedangga ini terdiri atas enam bidang Veda, yaitu :
- Sika (Phonetik)
Untuk dapat memahami Veda dengan tepat cabang ilmu Veda yang disebut Siksa penting artinya. Kodifikasi Veda yang diuraikan berdasarkan ilmu phonetika erat sekali hubungannya dengan ilmu Veda Sruti. Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam pengucapan mantra serta tinggi rendah tekanan suara. Buku-buku siksa ini disebut Pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi Veda Sruti.
Diantara buku-buku Pratiskhya yang ada, antara lain:- Rg. Vedapratisakhya, himpunan Bhagawan Saunaka berasal dari resensi Sakala.
- Taittiriyapratisakhyasutra berasal dari resensi Taitiriya dari Krsna Yajur Veda.
- Wajasaneyipratisakhyasutra himpunan Bhagawan Katyayana berasal dari resensi Madhyandina (Sukla YajurVeda).
- Samapratisakhya untuk Sama Veda
- AtharwaVedapratisakhyasutra (caturadhyayika) untuk kitab Atharwa Veda.
Penulis-penulis lainnya yang juga membahas Pratisakhya itu antara lain Maha Rsi Bharadwaja, Maha Rsi Wyasa (Abyasa), Maha Rsi Wasistha dan Yajnawalkya.
- Wyakarana (Tata Bahasa)
Wyakarana sebagai suplemen batang tubuh Veda dianggap sangat penting dan menentukan karena untuk mengerti dan menghayati Veda Sruti tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran Wyakarana, bersumber pada kitab Pratisakhya.
Diantara pemuka-pemuka agama yang mengkodifikasi tata bahasa itu antara lain: Sakatayana, Panini, Patanjali dan Yaska.
Dari nama-nama itu yang terkenal adalah Bhagawan Panini yang menulis Astadhyayi dan Patanjali Bhasa. Dari Bhagawan Patanjali kita mengenal kata bhasa untuk menyebutkan bahasa sanskerta populer dan Daiwiwak (Bahasa para Dewa-Dewa) untuk bahasa sanskerta yang terdapat didalam kitab Veda, mula-mula disebut oleh Panini. - Chanda (lagu)
Chanda adalah cabang Veda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Veda karena dengan chanda itu semua sloka-sloka itu dapat dipelihara turun-temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Di antara berbagai jenis kitab Chanda yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buah buku, yaitu : Nidanasutra dan Chandasutra. Kitab terakhir ini dihimpun oleh Bhagawan Pinggala. - Nirukta.
Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutarna memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat didalam Veda. Kitab tertua dan jenis ini dihimpun oleh Bhagawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada tahun + 800 S.M. Kitab ini membahas tiga masalah yaitu :- Naighantukakanda, memuat kata-kata yang sama artinya.
- Naighamakanda (Aikapadika), memuat kata-kata yang berarti ganda.
- Daiwatakanda (menghimpun nama Dewa-Dewa r yang ada diangkasa, bumi dan surga.
- Jyotisa (astronomi).
Kelompok Jyotisa merupakan pelengkap Veda yang isinya memiuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan Yajńa. Isinya yang penting membahas peredaran tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh didalam pelaksanaan yadnya.
Satu-satunya buku Jyotisa yang rnasih kita jumpai adalah Jyotisawedăngga yang penulisnya sendiri tidak dikenal. Kitab ini dihubungkan dengan YajurVeda dan Rg. Veda. - Kalpa.
Kelompok kalpa ini merupakan kelompok Vedangga yang terbesar dan yang terpenting. Isinya banyak bersumber pada kitab Brahmana dan sedikit pada kitab-kitab Mantra. Menurut jenis isinya kelompok ini terbagi atas beberapa bidang, yaitu:- Bidang Sautra atau Srautra sutra memuat berbagai ajaran mengenai tatacara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, yang berhubungan dengan upacara keagamaan baik upacara besar, upacara kecil dan upacara harian.
- Bidang Gŗhya atau Grhya sutra memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yadnya yang harus dilakukan oleh orang-orang yang telah berumah tangga.
- Bidang Sradda kalpa memuat pokok-pokok ajaran mengenai tata-cara upacara yang berhubungan dengan arwah orang-orang yang telah meninggal.
- Bidang Prayascitta sutra yang merupakan supllemen dari kitab Atharwa Veda.
- Bagian Dharma sutra, yang membahas berbagai aspek mengenai peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Demikian pentingnya kitab ini sehingga menimbulkan kesan hahwa yang dimaksud Veda Smrti adalah Dharmasastra. Para penulis Dharmasastra yang terkenal adalah
- Bhagawan Manu.
- Bhagawan Apastamba.
- Bhagawan Bhaudhayana.
- Bhagawan Harita.
- Bhagawan Wisnu.
- Bhagawan Wasistha.
- Bhagawan Waikanasa.
- Bhagawan Sankha Likhita.
- Bhagawan Yajnawalkya.
- Bhagawan Parasara.
Diantara nama-nama itu yang terkenal adalah Bhagawan Manu (Maha Rsi Manu autor Manawadharmasastra) yang karyanya ditulis oleh Bhagawan Bhrgu. Menurut tradisi, tiap yuga mempunyai ciri-ciri khas dan mempunyai dharmasastra tersendiri, antara lain:
- Manu menulis Manawadharmasastra untuk Satyayuga.
- Yajnawalkya menulis Dharmasastra untuk Tritayuga.
- Sankha Likhita menulis Dharmasastra untuk Dwaparayuga,
- Parasara menulis Dharmasastra untuk Kaliyuga.
Walaupun pembagian itu telah ada namun secara materiil isinya overlapping antara yang satu dengan yang lain karena itu sifatnya saling mengisi.
- Bagian Sulwa sutra. Kitab ini memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan (Pura, Candi), bangunan-bangunan lain, dan lain-lain yang berhubungan dengan ilmu arsitektur. Kelompok jenis ini memiliki beberapa buku antara lain Silpasastra, Kautama, Mayamata, Wastuwidya, Manasara, Wisnudharmatarapurana dan sebagainya.
Kelompok Upadewa adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Vedangga. Kelompok ini kodifikasinya terdiri atas beberapa cabang ilmu, yaitu:
- Itihasa.
Jenis Itihasa merupakan jenis epos yang terdiri atas dua macam yaitu:- Ramayana
terdiri atas tujuh kanda.
Ramayana ditulis oleh Bhagawan Walmiki.
Menurut tradisi, kejadian yang dilukiskan didalam Ramayana menggambarkan kehidupan pada jaman Tretayuga tetapi menurut kritikus Barat berpendapat bahwa Ramayana sudah selesai ditulis sebelum th. 500 S.M.
Diduga ceriteranya telah populer 3100 S.M.
Ramayana merupakan epos Aryanisasi yang ditulis dalam bentuk stanza, meliputi 24.000 buah stanza.
Penulisnya sendiri menamakannya puisi, ăkhyăyana, gita dan samhita.
Seluruh isi dikelompokkan kedalam tujuh kanda, yaitu, Bala kanda, Ayodhyakanda, Aranyakahda, Kiskindhakanda, Sundarakanda, Yuddhakanda dan Uttarakanda.
Tiap-tiap kanda itu merupakan satu kejadian yang menggamharkan ceritera yang menarik. Kitab ini dikenal sebagai Adikawya sedangkan Walmiki dikenal sebagai Adikawi. Banyak gubahan ditulis dalam berbagai bentuk versi baru seperti:- Ramayanatatwapadika ditulis oleh Maheswaratirtha,
- Amrtakataka oleh Sri Rama,
- Kakawin Ramayana oleh Mpu Yogiswara, dan sehagainya.
Tentang kedudukan Itihsa diantara Veda itu disebutkan secara sepintas lalu saja didalam Veda Sruti dimana didalam Veda Sruti kita jumpai istilah-istilah akhyayana, Purana dan Itihasa.
- Akhyayana merupakan himpunan ceritera-ceritera tradisi kuna dan kadang-kadang Akhyayana itu dimasukkan pula kedalam Itihasa.
- Itihasa berasal dari tiga kata yaitu Iti — ha — asa yang artinya : ”Sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya”. Jadi Itihasa memuat unsur sejarah yang memuat macam-macam isi.
Menurut kritikus Barat, Ramayana dibandingkan sebagai kitab Illiad karya Homer.
- Mahabharata
terdiri atas 18 buah Buku (Parwa) dan sebuah buku supplemen Mahabharata yaitu kitab Bhagawadgita.
Berbeda halnya dengan Ramayana, Mahabharata, lebih muda umurnya dan menurut Prof. Pargiter kejadian Bhäratayuddha diperkirakan pada + 950 S.M. Tetapi tradisi meletakkan kejadian itu pada permulaan zaman kaliyuga, 3101 S.M. Kitab Mahabharata menceriterakan kehidupan keluarga Bharata dan isinya menggambarkan pecahnya perang saudara antara bangsa Arya sendiri. Kitab ini meliputi 18 buah buku (Parwa) yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasana parwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprasthanikaparwa dan Swargarohana parwa. Parwa ke 12 yang merupakan parwa terpanjang yaitu meliputi 14000 stanza. Seluruh parwa meliputi 8 x besarnya Illiad dan Odyessy.
Menurut tradisi Mahabharata ditulis oleh Bhagawan Wyasa (Abyasa). Disamping kedelapan belas Parwa itu terdapat pula dua buku suplemen yaitu Hariwamsa dan Bhagawadgita. Bhagawan Wyasa dikenal pula dengan nama Krsnadwipayana, putra Maha Rsi Parasara. Maha Rsi Abyasa (Wyasa) terkenal bukan saja karena karya Mahabharata-nya tetapi juga karena karyanya dalam usaha menyusun sistematika Veda yang disumbangkan dalam menyusun kodifikasi catur Veda itu. Mahabharata banyak menggambarkan kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu, yang mirip dengan Dharmasastra.
Di Indonesia, para pujangga menggubah Kitab Ramayana dan Mahaharata kedalam Kekawin Ramayana dan Astadasa Parwa, dan meringkas dasar-dasar etika dalam itihasa tersebut dalam sebuah kitab Sarasamuscaya yang menjadi dasar/pijakan dalam menjalani kehidupan keseharian. Hingga tahun 1958 setelah pengakuan bahwa agama nenek moyang nusantara dimasukan dalam sebuah wadah yang bernama Agama Hindu, barulah Kitab Bhagawad Gita masuk ke Indonesia.
itulah sebabnya, peneliti mengatakan bahwa "Sarasamuscaya adalah Bahgawadgita-nya Hindu-Bali" (Prof. DR. Raghu Vira, M.A. Ph.D. Litt.& Phil.) - Ramayana
- Purana
Jenis ini merupakan kumpulan ceritera-ceritera kuno yang isinya memuat ,,case law” dan tradisi tempat setempat. Adapun jenis-jenis kitab Purana itu ialah Bhrahmanda, Bhrahmawaiwarta, Markandya, Bhawisya, Wamana, Brahma, Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma, Waraha, Matsya, Kurma Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni.
Kitab-kitab Purana sangat penting karena memuat ceritera-ceritera yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Kitab ini merupakan kumpulan-kumpulan jurisprudensi. Pada umumnya, suatu Purana yang lengkap dan baik memuat lima macam pokok isi. Menurut Wisnupurana III. 6. 24, meliputi hal-hal sebagai berikut:- Cerita tentang pencipta dunia (cosmogony).
- Cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya (qiamat/akhir jaman).
- Cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara.
- Cerita mengenai jaman Manu atau Manwantara dan
- Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa.
Difinisi di atas tidaklah selalu sama, karena pada umumnya kitab-kitab Purana lainnya tidak sebanyak itu masalah isinya. Isi kitab-kitab Purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritera kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ketempat-tempat suci. Adapun peranan terpenting dari Purana ialah: karena kitab-kitab memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ke- Tuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu.
Kitab-kitab Purana ini banyak yang telah digubah ke dalam bahasa Jawa Kuno atau bahasa Kawi yang dipelihara diberbagai Puri. Umumnya masih dalam rontal/lontar. Sejarah penulisan Purana dimulai pada tahun 500 S.M. dan mencapai kesempurnaan pada ÷ tahun 600 M. ketika Maha Raja Harsa Wardana memerintah wilayah Aryawarta. Sebagai diketahui bahwa jaman pemerintahan Harsawardana adalah merupakan zaman keemasan Hindu sehingga para pemuka-pemuka agama benar-benar memanfaatkan waktunya untuk pengabdian sepenuhnya bagi kepentingan agama. - Artha sastra
Jenis arthasastra adalah jenis ilmu pemerintahan Negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan menurut bidang ini antara lain, kitab Usana. Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Jenis terakhir inilah yang paling lengkap.
Pokok-pokok ajaran Arthasastra terdapat pula didalam Ramayana dan Mahabharata. Sebagai cabang ilmu, jenis iimu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau Dandaniti. Bhagawan Brhaspati mempergunakan istilah Arthasastra, yang kemudian, Kautilya (Canakya) didalam menulis kitabnya mempergunakan istilah Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal dibidang Nitisastra mewakili empat pandangan teori ilmu politik, yaitu Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya sendiri. Penulis-penulis lainnya seperti Wisalaksa, Bharadwaja, Dandin dan Wisnugupta banyak pula sumbangan mereka.
Jenis-jenis Arthasastra yang banyak digubah di Indonesia adalah jenis Usana dan Nitisara disamping catatan-catatan kecil yang merupakan ajaran nibandha didalam bidang nitisastra.
Umumnya naskah-naskah itu tidak lengkap lagi sehingga bila ingin mengadakan rekonstruksi diperlukan data-data dan bahan-bahan lain untuk penulisannya kembali. - Ayur Veda
Jenis kitab yang dikodifikasikan dibawah titel isi adalah kitab-kitab yang menurut materi isinya menyangkut bidang ilmu kedokteran. Ada banyak buku terkenal antara lain AyurVeda, Carakasamhita, Susrutasamhita Kasyapasamhita Astanggahrdaya, Yogasara dan Kamasutra.
Pada umumnya kitab AyurVeda erat sekali hubungannya dengan kitab-kitab Dharmasastra dan Purana. Ajaran umum yang menjadi hakekat isi seluruh kitab ini adalah menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rokhani dengan berbagai sistim sifatnya. Jadi AyurVeda adalah filsafat kehidupan baik etis maupun medis. Oleh karena itu luas lingkup bidang isi ajaran yang dikodifikasikan didalam bidang AyurVeda ini meliputi bidang yang sangat luas dan yang merupakan hal-hal yang hidup.
Menurut materinya, Ayur Veda meliputi delapan bidang ajaran umum, yaitu:- Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah.
- Salkya yaitu ajaran mengenai ilmu penyakit.
- Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu obat-obatan.
- Bhutawidya yaitu ajaran mengenai ilmu psikotherapy.
- Kaumarabhrtya yaitu ajaran mengenai pendidikan anak-anak dan merupakan dasar bagi ilmu jiwa anak-anak.
- Agadatantra yaitu ilmu toxikoloki.
- Rasayamatantra yaitu ilmu mukjizat,
- Wajikaranatantra yaitu ilmu jiwa remaja.
Diantara jenis-jenis buku AyurVeda yang banyak disebut namanya disamping AyurVeda yang ditulis oleh Maha Rsi Punarwasu, terdapat pula kitab Carakasamhita. Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran, yaitu:
- Sutrathana yaitu ilmu pengobatan.
- Nidanasthana yaitu ajaran umum mengenai berbagai jenis penyakit yang umum.
- Wimanasthana yaitu ilmu pathology.
- Sarithana yaitu ilmu anatomi dan emberiology.
- Indriyasthana yaitu mengenai bidang diagnosir dan pragnosis.
- Cikitsasthana yaitu ajaran khusus mengenai pokok-pokok ilmu therapy.
- Kalpasthana.
- Siddhisthana.
Kedua bidang terakhir merupakan ajaran umum mengenai pokok-pokok ajaran umum dibidang therapy. Kitab terakhir ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan Persia pada tahun 800 M. Kitab Susrutasamhita terutama menekankan ajaran umum dibidang ilmu bedah dengan mengemukakan berbagai alat yang dapat dipergunakan didalam melakukan perbedahan. Buku ini ditulis oleh Susanta. Nama beliau terkenal sampai ke dunia Barat pada abad ke IX.
Kitab Yogasara dan Yogasastra ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna. Isinya memuat pokok-pokok ilmu yoga yang dirangkaikan dengan sistem anatomi yang penting artinya didalam pembinaan kesehatan jasmani dan rokhani. Merupakan cabang ilmu AyurVeda juga disebut kitab Kamasastra. Kitab ini tegolong dalam bidang ilmu Wajikaranatantra. Kitab Kamasastra yang terpenting adalah karya Bhagawan Watsyayana. Menurut penelitian kitab ini ditulis sebelum abad II Masehi. - Gandharwa Veda.
Jenis kitab yang dikodifikasi dibawah titel ini adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting antara lain Natyasastra meliputi NatyaVedagama dan Dewadasasahasri, disamping buku-buku lain seperti Rasarnawa, Rasaratnasamuccaya dan lain-lain. Jenis kitab ini belum banyak digubah di Indonesia.
Dari uraian diatas maka jelas bahwa kelompok Veda smrti meliputi banyak buku dengan berbagai sub titelnya yang kodifikasinya mengkhusus menurut jenis bidang ilmu tertentu. Dengan uraian ini kiranya telah dapat diperkirakan betapa luas Veda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Didalam menggunakan ilmu Veda itu yang perlu adalah disiplin ilmu karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Veda secara sempurna
Nibanda merupakan kitab yang berisi kritikan, gubahan-gubahan baru dengan komentar yang memberikan pandangan tertentu terhadap suatu hal yang telah dibicarakan.
Nibanda dijadikan pedoman dalam memberikan definisi dari suatu hukum atau tingkah laku sosial antar umat beragama Hindu.
Istilah lain Nibanda adalah Bhasya yaitu jenis-jenis rontal yang membahas pandangan tertentu yang telah ada sebelumnya, dengan demikian "Lontar-Lontar Bali" seperti Kuttaramanawa, Manusasana, Putrasasana, Rsisasana dll, semuanya termasuk ke dalam kelompok Nibandha.
Secara aturan, Kitab Pokok Weda adalah Sruti, sedangkan Weda Smreti merupakan penjelasan sruti. Sehingga bilamana ada pertentangan pemahaman dan pandangan smreti yang biasanya terjadi dalam purana, maka rujukan utamanya kembali kepada Sruti.
Namun, fenomena belakangan yang sedang berkembang, ada beberapa oknum bhakta sampradaya dan umat non wedantis berupaya memutar balikan hukum weda ini. Dimana menurut ajaran dan pemahaman mereka smertilah yang diutamakan dan sruti wajib mengikuti. Itu adalah pandangan yang menyesatkan, karena sudah jelas yang disebut smerti adalah kitab suci yang ditulis berdasarkan pemahaman, ingatan, pandangan yang bertujuan untuk mempermudah mempelajari dan memahami sruti.
Bila nanti dilapangan dan disekitar umat sedharma yang ada mengutarakan bahwa smerti baik purana atau itihasa yang menjadi acuan tertinggi, maka yakinlah mereka itu belum memahami ajaran weda (sruti), mereka seperti itu akibat doktrin purana, efek dari sampradaya yang diikutinya.
Demikian sekilas tentang Kitab Suci Weda, semoga bermanfaat.