Larangan Pemilihan Hari Perkawinan
Dewasa Ayu merupakan pemilihan hari baik yang direkomendasikan untuk dipilih dalam melakukan kegiatan, dan sebagai implementasi Rwabhineda tentu ada hari-hari yang patut dihindari. dalam hal ini, hari-hari yang diyakini berdampak negatif bila dipilih untuk melaksanakan yadnya terutama manusa yadnya pawiwahan atau nganten, ada beberapa hari yang wajib dihindari;
hari yang patut dihindari dalam rangka melakukan upacara perkawinan berdasarkan sapta wara, diantaranya:
- Redite / Minggu = Buruk
- Anggara / Selasa = Sengsara
- Saniscara / Sabtu = Percekcokan, sengsara
hari yang patut dihindari dalam rangka melakukan upacara perkawinan berdasarkan Wuku, diantaranya:
- Sinta (wong),
- Tolu (Was Penganten)
- Gumbreg (Tanpa Guru, Carik Walangati)
- Wariga (wong, Rangda Tiga, Carik Walangati),
- Warigadean (Rangda Tiga)
- Sungsang (Carik Walangati
- Dunggulan (Uncal Balung)
- Kuningan (Uncal Balung, Tanpa Guru, Carik Walangati)
- Langkir (wong, Uncal Balung),
- Pujut (Rangda Tiga, Uncal Balung)
- Pahang (Rangda Tiga, Uncal Balung)
- Tambir (wong),
- Medangkungan (Tanpa Guru)
- Menail (Rangda Tiga)
- Prangbakat (Rangda Tiga)
- Bala (wong),
- Kelawu (Tanpa Guru)
hari yang patut dihindari dalam rangka melakukan upacara perkawinan berdasarkan Penanggal;
- Ping 4 = Suami lekas meninggal
- Ping 6 = menemui kesengsaraan
- Ping 8 = Sangat Buruk, menemukan kematian
- Ping 9 = Sangat Buruk, sangat sengsara
- Ping 11 = serba kekurangan
- Ping 12 = menemukan kesusahan
- Ping 14 = sering cekcok, penuh dengan pertengkaran, keributan
- Ping 15 = sangat teramat buruk.
- Semua Pangelong dihindari.
yang patut dihindari dalam rangka melakukan upacara perkawinan berdasarkan Sasih;
- Juli / Kasa Shrawana, = Buruk, anak sakit – sakitan
- Agustus / Karo, Bhadrapada = Buruk, Sengsara
- Desember / Kanem, Pausya = Buruk, susah memiliki keturunan
- Februari / Kaulu, Phalguna = Serba kekurangan
- Maret / Kasanga, Caitra = Sangat Buruk, penuh penderitaan
- Mei / Jyestha = Buruk, hidup susah
- Juni / Sadha = Buruk, Serba kekurangan
selain diatas, hindari juga hal-hal berikut ini:
- "Sasih tanpa Sirah" merupakan sasih/bulan yang tidak berisi tumpek (saniscara klion).
- "Sasih Anglawean" merupakan sasih yang didalamnya terdapat perhitungan penanggal/pangelong 14 bertepatan dengan purnama/tilem, sehingga pada saat itu tercatat "penanggal atau pangelong 14/15".
- “Uncal Balung” dari Anggara Wage Galungan (Penampahan Galungan) sampai Budha Klion Pahang ( Pegat Uakan).
- "Pati Paten" apapun yang dilaksanakan akan bermasalah, dinanya Sukra tilem dan Sukra Penanggal/Pangelong 10.
- "Kala Jengking" akan sering berselisih paham, Kajeng wage Maulu.
- "Sampar Wangke" berakibat kurang baik, Soma nuju: Sinta, Wariga, Langkir, Tambir, Bala
- “Mrta Papageran” Sangat buruk, yaitu; Saniscara / Sabtu nemu Purnama atau Yama.
- “Kalebu Rau” Sangat buruk, yaitu; Soma / Senin nemu Tilem atau Beteng.
- “Purwanin dina” tidak baik melakukan pekerjaan / membuat dewasa, yaitu ; Anggara Klion / anggarkasih, Budha Klion, Sukra Wage, Saniscara Klion / Tumpek.
Tanpa Guru ; dalam satu WUKU tidak terdapat GURU (Astha Wara), yang artinya tidak baik untuk memulai suatu usaha terutama mulai belajar.
Was Penganten ; dalam satu WUKU terdapat dua WAS (Sad Wara), baik untuk membuat benda tajam, tembok, pagar dan membuat pertemuan.
Semut Sadulur ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 13 dan berturut – turut tiga kali, pantangan untuk atiwa – tiwa (menguburkan mayat). tetapai sangat baik untuk membentuk organisasi.
Kala Gotongan ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 14 dan berturut – turut tiga kali, pantangan untuk atiwa – tiwa (menguburkan mayat). tetapai sangat baik untuk memulai suatu usaha.