Nyukat Tanah untuk Membangun Rumah Tradisional Bali
setelah menemukan tanah pekarangan yang tepat dan dirasa cocok untuk Membangun Rumah Tradisional Bali, langkah berikutnya adalah mulai "Nyukat Palemahan Karang Paumahan". dimana titik awal sebagai sukat karang adalah di pojok timur laut (ersania) tanah pekarangan. berikut ini perhitungan nyukat karang:
makna bilangan per depa, dihitung dari timur ke arah barat:
- Teka Prih,
- Kwehing bakti
- Lwih guna
- Kwehing perak
- Kabrahman
- Lwihing dana
- Hayu
- Stri kalpa
- Raja Bhaya
- Kwehing satru
- Sugih mas
- Kwehing guna
- Dana ring wong lian
- Lwih Brana
- Kweh bakti
- Akeh iningun
- Teka prih tulung
- Makweh bakti
makna bilangan per depa, dihitung dari timur ke arah selatan:
- Teka Gering
- Tan adruwe putra
- Lwih suka
- Sugih mas
- Teka brahma
- Lwih dana
- Sugih nanging kageringan
- Tan adruwe suta
- Dahat kawikaran
- Tan rahayu
- Teka koos
- Kalebwing brahma
- Lwih suka
- Kakingkingan
- Sering magerengan
- Tan pegating gering
- Tan adruwe suta
- Lwih suka
setelah mengetahui makna dari setiap perhitungan tersebut diatas, berikut ini beberapa paket yang sangat direkomendasikan mengenai perhitungan luas pekarangan rumah:
- Keutara 15 depa, kebarat 14 depa. ini disebut karang "gajah" (ayu).
- Keutara 14 depa, kebarat 13 depa. ini disebut karang "gajah" (ayu).
- Keutara 13 depa, kebarat 12 depa. ini disebut karang "singa" (ayu).
- Keutara 12 depa, kebarat 11 depa. ini disebut karang "wreksa" (ayu).
- Keutara 11 depa, kebarat 10 depa. ini disebut karang "gajah" (ayu).
- Keutara 10 depa, kebarat 9 depa. ini disebut karang "dwaja" (ayu).
- Keutara 9 depa, kebarat 8 depa. ini disebut karang "singa" (ayu).
- Keutara 8 depa, kebarat 7 depa. ini disebut karang "wreksa" (ayu).
dari setiap sukat karang diatas, setiap ukuran pekarangan "harus" memberi kelebihan sikut minimal "se-asta musti", jadi bilangan sisa dihitung dengan perhitungan "se-asta musti". adapun makna dari bilangan kelebihan (sisa) sukat tersebut diantaranya:
- sisa 1 = umahing Ratu (guru wisesa)
- sisa 2,4,6,8 = umahing sang Amanca Negara
- sisa 5 = umahing Pande
- sisa 7 = umahing Sang Matani (pemacul/petani)
- sisa 9 = umahing Brahmana Pandita
- sisa 10 = umahing wong banci