Pis Arjuna salah satu uang magis di masyarakat Bali
Pis Rejuna (Pis Arjuna / uang kepeng arjuna), sesuai dengan sebutannya, merupakan uang kepeng yang pada salah satu sisinya terdapat gambar Arjuna. Dalam cerita Mahabharata, Arjuna dikenal sebagai putra ketiga dari Dewi Kunti dan nomor tiga dari Panca Pandawa. Di samping pandai memanah, ia juga dikenal sebagai ksatria yang gagah berani. Wajahnya yang rupawan menyebabkan ia diidolakan oleh banyak wanita. Hal ketampanan itulah yang sebenarnya menjadi penyebab pengapa banyak lelaki kemudian berkeinginan untuk memiliki pis Rejuna tersebut.
Sebagian masyarakat di Bali ada yang meyakini bahwa dengan menjadikan pis Rejuna sebagai jimat dan dipercaya bisa digunakan untuk memikat gadis yang menjadi incaran sang pemuda. Dengan simbol sang Arjuna ini diyakini akan dapat memanah Jantung Asmara sang gadis untuk dipersunting dijadikan istri. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pis Rejuna fungsinya tiada lain untuk melanggengkan hubungan orang bersuami-istri atau hubungan sejoli yang sedang dilanda asmara dan sebagai penjaga, ataupun penambah kekuatan untuk bertempur/berperang
Sedemikian sulit dan kuatnya kepercayaan akan khasiat dari Pis Rejuna ini tidak sedikit di antara pemuda-pemuda yang kuat keinginannya untuk segera mempersunting gadis idaman ini berburu di malam hari ke tempat tempat yang angker untuk mendapatkan Pis Arjuna ini.
Filosofi Panca Pandawa
Dalam pewayangan Panca Pandawa disebutkan bahwa:"
Sang Yudistira; merupakan tokoh tertua, yang menjadi panutan dan dikenal kebijaksanaannya dalam menjalankan kehidupan, sehingga sering juga disebut “dharma wangsa” yaitu orang yang dengan teguh menjalankan ajaran dharma.
Sang Bima (bimasena); merupakan tokoh yang dikenal dengan kekuatannya, adalah tokoh yang terkuat diantara ke-empat saudaranya. dia juga dikenal dengan keteguhannya, kesetiaan dan baktinya.
Sang Arjuna; merupakan tokoh yang ahli dalam ilmu panah, paling sakti karena dianugrahi berbagai macam keterampilan karena keuletannya dalam belajar serta meditasi / tapan. karena kesenangannya dalam mencari sesuatu yang baru tersebut (belajar) maka beliau sering pergi meninggalkan saudara2nya untuk menuntut ilmu. dalam perjalannanya tersebut bertemu dengan para wanita yang beberapa diantaranya dijadikan istri beliau.
Sang Nakula dan Sahadewa; si kembar yang merupakan tokoh dikenal sebagai ahli ilmu pengobatan (ayur weda) serta ilmu gaib lainnya (atharwa weda). diantara saudara2nya, Nakula Sahadewa-lah yang paling tampan, tetapi kurang dikenal karena kurangnya minat beliau untuk berkelana dan mencari wanita lain.
dikehidupan sehari hari, masyarakat menjabarkan ajaran Panca Pandawa kegiatannya / sikap social, yaitu;
yudistira merupakan akal pikiran,
bima merupakan semangat,
arjuna merupakan emosi, serta
nakula dan sahadewa merupakan sikap anda.
hikmahnya, apabila ingin dihargai di masyarakat kuasailah sifat dari panca pandawa. bila terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan yang membuat kita marah dan keksalan menyelimuti diri, biarkan yudistira (akal pikiran) meredam empat saudaranya. caranya saat mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, berpikirlah jernih dan tetap tenang (sifat yudistira), tahan semangat /panasnya hati (sifat Bima), tetaplah tersenyum (Arjuna) dan tetap sadar akan perbuatan, bersikap santai, dengan melipat kedua tangan di depan dada (Nakula Sahadewa) yang juga berfungsi untuk menahan marah dalam dada. dengan menguasai sifat-sifat dari panca pandawa maka akan akan tetap disegani masyarakat seperti halnya sang Panca Pandawa.
kembali kepada topic utama, "Pis Arjuna"
oleh beberapa sumber pis arjuna yang beredar dalam masyarakat adalah Pis Arjuna mentang panah ( baik yang memanah kearah depan ataupun kea rah atas), Arjuna nunggal, Arjuna yang sedang disembah oleh wanita serta Pis Arjuna sedang memangku wanita dll.
cara untuk memperoleh Pis Arjuna ada 3 yaitu;
Paica; dengan cara meyasa, bersemedi / meditasi di tempat2 tertentu. pis bolong ini dipandang sangat sakral karena datangnya secara gaib, misalnya melalui wong samar, paica Ida Bhatara, dll
Turunan; merupakan warisan atau pemberian orang
Pasupati; merupakan uang kepeng yang baru dibuat / digambar oleh para balian/dukun di Bali disertai pemasupati
seperti halnya benda gaib lainnya, Pis Arjuna juga memiliki kelemahan yaitu sangat dipantangkan untuk melewati sarana ini, yaitu “keungkulan semat maisi tain sampi”. apabila uang tersebut melanggar pantangan tersebut maka kasiat yang terkandung didalamnya akan hilang (punah). tapi untuk menghindari punahnya kasiat dari Pis Arjuna ini hendaknya jangan membawanya, cukup nunas wangsuhnya saja. selain itu, untuk memperkuat kekuatan dari Pis Arjuna tersebut diperlukan sarana “Dedes" atau alat kelamin dari binatang yang bernama Rase, dengan cara mengasapi, atau diolesi minyaknya.
satu info yang mesti diketahui, kasiat yang dikandung dalam Pis Arjuna tidak akan dapat menyatu dengan penggunanya, tanpa rapalan (mantra). mungkin orang-orang tertentu langsung dapat menggunakannya, mungkin karena tingkat sepiritualnya sudah mencukupi, tapi untuk orang biasa tentunya harus melalui pengucapan mantra tersebut. salah satu mantra yang sering dipakai oleh para sesepuh di bali untuk piolas.
Mantra Piolas Keputusan Arjuna:
"ih sang arjuna, aku anggago piolas agung, angadeg ring jadma manusa kabeh, teke lengleng bungeng hatine …..(nama target)…. aninggalin awak sarisanku, kedep sidi mandi mantranku”
Syarat utaman menggunakan mantra tersebut adalah "Sudah mempelajari Tehnik Prana". apabila belum memiliki prana dan jnana yang kuat, sudah tentu mantra itu tiada artinya. karenanya, sebelum menggunakan mantra tersebut, ada baiknya melatih prana dulu, yang bisa dipelajari lewat artikel "Belajar Tenaga Dalam Asli Bali" disamping mintalah restu dahulu kepada yang lebih berwenang dan berpengalaman baik langsung maupun tidak langsung. mohon kekuatan "restu" dengan cara tidak langsung dapat menggunakan "mudra kali" yang diletakkan di pusar anda, kemudian panggil nama yang pernah memiliki dan menggunakan pis arjuna, minta energinya. kemudian rasakan energi tersebut masuk melalui ujung jari telunjuk anda masuk ke pusar dan menyatu dalam tubuh anda. setelah dilanjutkan pada tata cara menggunakan mantra pis arjuna.
Tata Cara menggunakan Pis Arjuna:
Siapkan Canang Sari, dupa dan tirta. silahkan haturkan canang tersebut di depan anda untuk memohon dan minta restu pada hyang guru untuk menggunakan mantra keputusan Arjuna diatas.
Bila yang belum belajar prana, disarankan belajar prana dahulu.
Setelah energi terkumpul sudah dirasa cukup, dilanjutkan dengan chaneling. Bila belum mengetahui tokoh/orang yang memiliki dan pernah menggunakan pis arjuna, silahkan menyebutkan nama "wayan kubayan".
setelah energi chaneling sudah diperoleh/dirasakan, kembali atur nafas anda dan tahan nafas di "nabi" seperti tehnik prana yang anda pelajari, kemudian ucapkan mantra dalam hati sebanyak 3 kali.
rasakan kekuatannya di nabi, kalau sudah dirasa cukup, hembuskan napas lewat mulut dengan tiupan keras ke arah pis bolong arjuna. dan ritual selesai,
untuk mengatasi masalah terbesar dalam penggunaannya, yakni kurang tenget dan ampuhnya pis arjuna, hendaknya disetiap “Tumpek Krulut” dibuatkan upacara sebagaimana halnya benda gaib lainya, serta saat “Tumpek Landep” untuk mepasupatinya kembali.
Banten Pasupati dan Mantra Pasupati
Banten Pasupati yang paling sederhana
Banten ini wajib dilakukan ritualnya setiap tumpek krulut adalah dengan menghaturkan Canang Sari, Dupa dan tirtha pasupati yang dimohonkan di griya sulingih. haturkan canang tersebut di pis arjuna nya. Banten yang lebih utama adalah dengan menghaturkan Pejati.
Tebasan pasupati atau sesayut pasupati.
tebasan ini wajib dihaturkan setiap tumpek landep. Banten dihaturkan sendiri dan dirafalkan mantra pemasupati. karena ini berhubungan dengan mantra "tenget", sangat dianjurkan untuk mewinten dahulu sebelum merafalkan mantra pasupati berikut.
Cara penyusunannya Banten Pasupati, dari bawah ke atas
Tebasan pasupati
Kulit sayut
Tumpeng barak
Raka – raka dan jaja
Kojong balung/prangkatan (5 kojong jadi 1) yang berisi kacang, saur, Gerang, telur dan tuung (terong)
Sampian nagasari, penyeneng, sampian kembang (terbuat dari don andong)
Pejati dan peras dengan sampian dari don andong, canangnya menggunakan bunga merah
Lis/buu alit (dari don andong)
dupa 9 batang
ayam biying mepanggang
segehan bang (dihaturkan di bawah tebasan pasupati)
banten prayascita untuk Pasupati
tumpeng mepekir, 5 buah
tulung, 5 buah
siwer 1, dengan tanceb cerawis
tipat pendawa
kwangen dan don dadap 5, masing 2 ditancapkan di tumpeng
raka-raka dan kacang saur
sampian nagasari
dapetan tumpeng 7, alas ngiu (ngiru)
taledan 2 – masing -masing di isi : taledan pertama: tumpeng 2, raka-raka kacang saur dan sampian nagasari. taledan ke dua: tumpeng 3, tulung, bantal, tipat penyeneng, raka2 kacang saur dan sampian pusung
sayut 2 – masing -masing di isi : sayut pertama; gibungan lempeh 1, raka2 kacang saur dan sampian nagasari dan sayut berikutnya; gibungan lanying 4, raka2 kacang saur dan sampian nagasari
di tengah2 isi cawan, isi base tampin, beras, benang tebus, pis bolong 3, penyenyeng
penyeneng, tatakan celemih, isi base tampin, beras, benang tebus
lis / buu alit
banten bersihan
banten durmanggala dengan klungah nyuh mulung (gadang) dan Banten Pejati untuk melengkapi Banten Pasupati sebagai hulu upacara pasupati tersebut.
ritualnya: letakkan Banten pasupati (tebasan pasupati, prayascita, dapetan, sorohan dan durmengala) di bawah benda yang akan dipasupati, sedangkan banten pejatinya khusus dihaturkan di hulu (atas benda yang akan dipasupati). ayabang semua banten tersebut dengan sesontengan bahwa banten ini untuk memasupati benda-benda yang akan dipasupati. setelah itu rafalkan manra berikut sambil memegang 3 batang dupa (usahakan pasepan):
Ong ang ung,
teka ater (3x)
ang ah, teka mandi (3x)
ang.
ucapkan mantra berikut sambil ngayab pasepan/dupa ke arah pis arjuna untuk membersihkan serana (pis Arjuna),
ong sameton tasira matemahan ongkara
Malecat ring angkasa tumiba ring pertiwi
Matemahan sarwe maletik
Mabayu, masabda, maidep
Bayunta pinake sabdan I ngulun
Pejah kita ring brahma
Urip kita ring wisnu
Begawan ciwakrama mengawas-ngawasi sarwa waletik
ucapkan mantra berikut untuk mempasupati:
Ong betare indra turun saking suargan,
angater puja mantranku,
mantranku sakti,sing pasanganku teka pangan,
rumasuk ring jadma menusa, jeneng betara pasupati.
Ong ater pujanku, kedep sidi mandi mantranku, pome.
Om bayu sabda idep, urip bayu, urip sabda, urip sarana, uriping urip, ya nama swaha.
Om aku sakti, urip hyang tunggal, lamun urip sang hyang tunggal, urip sang hyang wisesa,
teka urip 3x
mantra selesai, tutup dengan menghaturkan segehan merah dibawah banten, ayabin dan siramkan arak berem.
demikian dulu info mengenai Pis Arjuna, untuk penjelasan lebih lanjut hendaknya bertanya langsung kepada para sesepuh adat… smoga bermanfaat.