klasifikasi kerajaan pada zaman India kuno yang disebutkan dalam susastra Hindu, seperti misalnya Weda, Mahabharata, Ramayana, dan Purana.
Kapan kerajaan-kerajaan tersebut berdiri? tidak diketahui dengan pasti dan masih diperdebatkan.
Banyak hal mengenai situasi politik dan keadaan geografi pada zaman kerajaan kuno di India yang dapat disimak dalam kitab Mahabharata. Kitab Ramayana juga dapat memberikan sedikit informasi. Sebelum adanya kitab Mahabharata, Rigveda menguraikan situasi politik dan keadaan alam pada masa India kuno. Setelah zaman Mahabharata berakhir menyusul munculnya zaman Purana, yaitu masa pemulisan kitab-kitab mitologi, yang juga memaparkan situasi politik dan geografi di sekitar India pada masa itu. Diuraikan dengan jelas.
Kapan berdirinya kerajaan-kerajaan di India pada masa lampau tidak diketahui dengan jelas dan tepat, kadangkala disebut “era mitologi”.
Zaman keemasan India kuno menurut data klasik terlentang selama millenium pertama
Pada zaman prasejarah India, ilmu politik dipercaya muncul bersamaan dengan ditulisnya Weda yang pertama, yaitu Rigveda (sekitar tahun 1500 SM). Kerajaan dalam Ramayana muncul sekitar tahun 500 SM dan dalam Mahabharata sekitar tahun 400 SM. Kerajaan tersebut berakhir ketika munculnya Kerajaan Maurya tahun 321 SM.
Kerajaan di India bagian barat didominasi oleh suku bangsa yang kebudayaannya berbeda dengan kebudayaan Weda, tidak seperti kerajaan India lainnya. Kerajaan tersebut mendapat pengaruh kebudayaan timur tangah. Begitu pula kerajaan di bagian Selatan, kebudyaan berbeda dengan kerajaan para Kuru dan Panchala, namun perbedaannya tidak terlalu mencolok. Kemungkinan perbedaan tersebut terjadi karena pengaruh budaya Dravida.
Suku bangsa yang berbeda-beda diklasifikasi oleh Weda dengan istilah Mlechha. Kerajaan di India Utara, di bawah pegunungan Himalaya, jarang muncul dalam sastra India kuno. China muncul sebagai kerajaan dan dikenal dengan nama “Chin”, dikelompokkan sebagai kerajaan “Mlechcha” (suku bangsa yang budayanya lain dengan budaya India pada masa itu).
Dalam sastra India kuno, disebutkan bahwa kerajaan di India Utara dipenuhi oleh berbagai kerajaan dengan suku bangsa yang penuh misteri. Kerajaan yang terkemuka di antara mereka adalah Kuru Utara atau Uttara Kuru. Beberapa sastra menyebutkan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah para Dewa. Kadang-kadang kerajaan tersebut muncul selayaknya seperti kerajaan lain, kadang-kadang disebut negeri tanpa Raja, kadang-kadang sebagai Republik.
Kata “Kuru” yang sama, membuatnya dihubungkan dengan “Dinasti Kuru” di India (Korawa dan Pandawa). Beberapa sejarawan menganggap mereka merupakan leluhur bangsa Kuru di seluruh India, dan pada mulanya berada di India Utara (diidentifikasikan sebagai Kirgistan dan Tajikistan) kemudian menyebar di daratan India, mendirikan kerajaannya di wilayah negara bagian Haryana dan Uttar Pradesh di India.
Kerajaan utama Wangsa Paurawa
Wangsa Paurawa merupakan keturunan para Raja yang tergabung dalam Dinasti Bulan atau Wangsa Chandra. Leluhur dinasti ini adalah Puru, putra Yayati, buyut dari Pururawa Aila, raja pertama Dinasti Bulan/Dinasti Chandra.
Kerajaan Kuru, Kerajaan Indraprastha, Kerajaan Panchala, Kerajaan Watsa,
Kerajaan utama Wangsa Ikshwaku
Wangsa Ikshwaku atau Wangsa Surya (Dinasti Surya) merupakan keturunan Raja Ikshwaku, putra Manu.
Kerajaan Kosala, Kasi, Wideha, Dakshina Kosala, Malla
Kerajaan Wangsa Yadawa
Kerajaan Wangsa Yadawa atau Dinasti Yadu diperintah oleh keturunan Yadu, kakak dari Puru.
Kerajaan Trigarta, Kerajaan Salwa, Kerajaan Madra, Kerajaan Sindhu, Kerajaan Sauwira, Kerajaan Siwi, Kerajaan Kekeya, Kerajaan Gandhara, Kerajaan Youdheya, Kerajaan Pahlawa
Kerajaan di wilayah barat laut;
Kerajaan Bahlika, Kerajaan Parama Kamboja, Kerajaan Uttara Madra, Kerajaan Uttara Kuru, Kerajaan Yawana, Kerajaan Khasa, Kerajaan Saka
Kerajaan di wilayah utara;
Kerajaan Kasmira, Kerajaan Kamboja, Kerajaan Darada, Kerajaan Parada, Kerajaan Parasika, Kerajaan Tushara, Kerajaan Huna, Kerajaan Hara Huna, Kerajaan Rishika, Kerajaan China, Kerajaan Parama China
Kerajaan di wilayah timur
Kerajaan Magadha, Kerajaan Kikata, Kerajaan Anga, Kerajaan Pragjyotisha, Kerajaan Sonita, Kerajaan Lauhitya, Kerajaan Pundra, Kerajaan Suhma, Kerajaan Wanga, Kerajaan Odra, Kerajaan Utkala
Kerajaan di jajaran Windhya Selatan
Kerajaan Widarbha, Kerajaan Anupa, Kerajaan Surparaka, Kerajaan Nasikya, Kerajaan Konkana, Kerajaan Asmaka, Kerajaan Danda, Kerajaan Kalinga,
Kerajaan di ujung selatan
Kerajaan Telinga, Kerajaan Andhra, Kerajaan Kiskindha, Kerajaan Gomanta, Kerajaan Karnata, Kerajaan Dravida, Kerajaan Kanchi, Kerajaan Chola, Kerajaan Pandya, Kerajaan Mahisha, Kerajaan Tulu, Kerajaan Mushika, Kerajaan Satyaputra, Kerajaan Kerala, Kerajaan Sinhala, Kerajaan Alengka,
Kerajaan di lembah Sungai Saraswati
Kerajaan Saraswata, Kerajaan Abhira, Kerajaan Sudra, Kerajaan Nishada
Kerajaan di wilayah Himalaya
Kerajaan di wilayah pegunungan Himalaya dalam daftar di bawah ini merupakan kerajaan yang terpencil dan sulit dijangkau oleh orang yang tinggal di kerajaan lembah sungai-sungai suci. Menurut sastra Hindu, penghuni di sana jarang berinteraksi dengan dunia luar. Berbagai suku bangsa yang eksotis dan makhluk legendaris tinggal di sana.
Kerajaan Kimpurusha, Kerajaan Pisacha, Kerajaan Naga, Kerajaan Kinnara, Kerajaan Yaksha, Kerajaan Gandharwa, Kerajaan Kirata, Kerajaan Himalaya, Kerajaan Parwata, Kerajaan Nepal
Zaman batu, 70.000 -3300 SM
Kebuayaan mehrgarh, 7000 – 3300 SM
Peradaban lembah sungai hindus 3300 – 1700 SM
Peradaban Lembah Sungai Liat, 2800 SM–1800 SM
merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Liat yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Suka Liat, karena raja pertamanya, Dony Isvara, suka liat-liat, atau juga Peradaban Dony Iswara tapi Benar karena Sungai Dony Iswara yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Sungai Liat berada di timur agak tenggara sedikit, dekat wilayah yang dulunya merupakan tempat Judi Bola Online kuno yang pernah berjaya. Orang-orang Dravida yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri menjadi tanda tanya bagi para arkeolog. Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara yang mereka gunakan dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih belum dapat dipecahkan hingga sekarang. Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta. Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial)
Kebudayaan harapa, 1700 SM -1300 SM
Zaman weda, 1500 SM – 500 SM
Periode Wea atau Zaman Weda adalah periode ketika Weda sedang dikumpulkan, sekitar pertengahn milenium kedua sampai pertengahan milenium pertama SM. Kebudayaan yang muncul pada periode ini, dikenal sebgai Peradaban Weda, berpusat di bagian barat laut anak benua India. Secara kronologis, fase awal periode ini terjadi bersamaan dengan periode Harappa Akhir sedangkan fase akhirnya bersamaan dengan kebangkitan Mahajanapadas, kerajaan Indo-Arya awal di India.
Setelah periode Weda berakhir, muncul zaman Kekaisaran Maurya (ca. 320 SM), zaman emas sastra Sanskaerta klasik.