GAMABALI | Tradisi Bali dan Budaya Bali
अर्जुन उवाच
सन्न्यासं कर्मणां कृष्ण पुनर्योगं च संससि ।
यच्छ्रेय एतयोरेकं तन्मे ब्रूहि सुनिश्चितम् ॥५.१॥
arjuna uvāca
sannyāsaṁ karmaṇāṁ kṛṣṇa punaryogaṁ ca saṁsasi,
yacchreya etayorekaṁ tanme brūhi suniścitam. 5.1.
arjunaḥ —Arjuna; uvāca—berkata; sannyāsam—ketidakterikatan; jalan sanyasi; jalan penyangkalan dunia; karmaṇām—dibandingkan melaksanakan berbagai karma (berbagai yajnya) kṛṣṇa—wahai Kṛṣṇa; punaryogam—lagi melaksanakan yoga; ca—dan, samsasi—engkau memuji, menyanjung; yat—apa yang; śreyaḥ—yang terbaik; etayoḥ—dari keduanya; ekam—satu tat—itu; me—pada saya; brūhi—katakanlah; suniścitam—yang pasti.
Arjuna berkata:
Wahai Kṛṣṇa, engkau memuji tentang pembebasan diri dari keduniawian tetapi kemudian engkau anjurkan pelaksanaan kerja tanpa keakuan. Katakanlah kepadaku sebenarnya yang mana yang terbaik dari keduanya.
श्रीभगवानुवाच
सन्न्यासः कर्मयोगश्च निःश्रेयसकरावुभौ ।
तयोस्तु कर्मसन्न्यासात्कर्मयोगो विशिष्यते ॥५.२॥
śrībhagavān uvāca
sannyāsaḥ karmayogaśca niḥśreyasakarāvubhau,
tayostu karmasannyāsātkarmayogo viśiṣyate. 5.2.
śrībhagavān—Śrī Bhagavān; uvāca—bersabda; sannyāsaḥ—jalan sanyasi (meninggalkan keduniawian); karmayogaḥ—tindakan tanpa keakuan (jalan karma); ca—dan; niḥśreyasakarau—pemberi pembebasan (Moksa); ubhau—keduanya; tayoḥ—dari keduanya; tu karmasannyāsāt—dibandingkan meninggalkan keduniawian; karmayogaḥ—perbuatan tanpa keakuan; viśiṣyate—lebih baik.
Śrī Bhagavān bersabda:
Pembebasan diri dari keduniawian dan melakukannya tanpa ke-akuan, kedua-duanya ini menuju kearah pembebasan jiwa (moksa). Akan tetapi dari kedua ini, melakukan pekerjaan tanpa ke-akuan (karmayoga) adalah lebih baik dari membebaskan diri dari keduniawian (sannyāsa).
ज्ञेयः स नित्यसन्न्यासी यो न द्वेष्टी न काङ्क्षति।
निर्द्वन्द्वो हि महाबाहो सुखं बन्धात्प्रमुच्यते॥५.३॥
तयोस्तु कर्मसन्न्यासात्कर्मयोगो विशिष्यते ॥५.२॥
jñeyaḥ sa nityasannyāsī yo na dveṣṭī na kāṅkṣati,
nirdvandvo hi mahābāho sukhaṁ bandhātpramucyate. 5.3.
jñeyaḥ—harus di ketahui; saḥ—Ia; nityasannyāsī—seorang yang meninggalkan keduniawian; yaḥ—siapa yang; na dveṣṭī—tidak membenci; na kāṅkṣati—tidak menginginkan; nirdvandvaḥ—tidak terikat dengan keadaan dua yang berbeda (rwa binneda); hi mahābāho—wahai yang berlengan perkasa (Arjuna); sukham—berbahagia; bandhāt—dari keterikatan; pramucyate—terbebas.
Wahai Arjuna, ketahuilah ia yang disebut saṁnyāsi adalah dia yang senantiasa tidak membenci dan tidak berkeinginan, bebas dari dualisme, dengan mudah ia terlepas dari belenggu (karma).
साङ्ख्ययोगौ पृथग्बालाः प्रवदन्ति न पण्डिताः।
एकमप्यास्थितः सम्यगुभयोर्विन्दते फलम् ॥५.४॥
sāṅkhyayogau pṛthagbālāḥ pravadanti na paṇḍitāḥ,
ekamapyāsthitaḥ samyagubhayorvindate phalam. 5.4.
sāṅkhyayogau—jalan sāṅkhya dan jalan yoga; pṛthak—berlainan; bālāḥ—anak-anak (orang dengan pengalaman sedikit); pravadanti—mengatakan; na—tidak; paṇḍitāḥ—orang berpengetahuan, bijaksana; ekam—satu; api—juga; āsthitaḥ—melaksanakannya dengan tekun; samyak—dengan baik; ubhayoḥ—kedua-duanya; vindate—mencapai; phalam—hasil, buah.
Orang bodoh mengatakan bahwa pembebasan dari keduniawian (sāṅkhya) dan melakukan pekerjaan tanpa keakuan (yoga) sebagai dua hal yang berlainan. Tetapi tidak demikian halnya dengan orang bijaksana. Ia yang melakukan dengan baik salah satu dari kedua ini ia akan mendapat buah dari keduanya.
यत्साङ्ख्यैः प्राप्यते स्थानं तद्योगैरपि गम्यते।
एकं साङ्ख्यं च योगं च यः पश्यति स पश्यति ॥५.५॥
yatsāṅkhyaiḥ prāpyate sthānaṁ tadyogairapi gamyate,
ekaṁ sāṅkhyaṁ ca yogaṁ ca yaḥ paśyati sa paśyati. 5.5.
yat—apa; sāṅkhyaiḥ—oleh mereka yang menekuni jalan sāṅkhya; prāpyate—didapatkan; sthānam—tempat, kedudukan; tat—itu; yogaiḥ api—oleh mereka yang menekuni karma yoga; gamyate—pergi; ekam—satu; sāṅkhyam—jalan sāṅkhya; ca—dan; yoga—jalan karma yoga, ; ca—dan; yaḥ—siapa yang; paśyati—melihat; saḥ paśyati—ia melihat.
Kedudukan yang dicapai oleh orang-orang penekun jalan sāṁkhya juga didapat oleh para Karmayogin. Ia yang melihat bahwa jalan pembebasan diri dari keduniawian (sāṁkhya) dan jalan pelaksanaan kerja tanpa keakuan (karmayoga) adalah tunggal, ia melihat sebenarnya.
सन्न्यासस्तु महाबाहो दुःखमाप्तुमयोगतः।
योगयुक्तो मुनिर्ब्रह्म नचिरेणाधिगच्छति॥५.६॥
sannyāsastu mahābāho duḥkham āptumayogataḥ,
yogayukto munirbrahma nacireṇādhigacchati. 5.6.
sannyāsaḥ tu—jalan pengetahuan; mahābāho—wahai Arjuna; duḥkham—kesusahan, kesukaran; āptum—mendapatkan; ayogataḥ—tanpa melaksanakan karma yoga; yogayuktaḥ—yang ahli dalam karma yoga; muniḥ—orang yang tenang, yang damai; brahma—Brahman; nacireṇa—segera; adhigacchati—mencapai.
Akan tetapi melepaskan diri dari keduniawian (sannyāsa), oh Arjuna, adalah sukar untuk mencapainya tanpa karma-yoga, seorang muni yang tenang yang sudah terlatih di dalam karma-yoga segera akan mencapai Brahman.
योगयुक्तो विशुद्धात्मा विजितात्मा जितेन्द्रियः।
सर्वभूतात्मभूतात्मा कुर्वन्नपि न लिप्यते ॥५.७ ॥
yogayukto viśuddhātmā vijitātmā jitendriyaḥ,
sarvabhūtātmabhūtātmā kurvannapi na lipyate. 5.7.
yogayuktaḥ—yang mahir dalam karma yoga; viśuddhātmā—yang jiwanya murni; vijitātmā—yang menguasai dirinya; jitendriyaḥ—yang menaklukkan indra-indranya; sarva—semua; bhūtātma-bhūtātmā—pandangan yang benar terhadap jiwa semua mahluk; kurvan—melakukan; api—juga; na lipyate—tidak tersentuh, tidak terpengaruh.
Ia yang terlatih di dalam karmayoga dengan jiwa yang murni, yang dapat mengatasi dirinya sendiri dan yang dapat menaklukkan indranya, jiwanya menjadi jiwa dari semua makhluk, ia tidak tersentuh oleh karma meskipun ia beraktifitas.
नैव किञ्चित् करोमीति युक्तो मन्येत तत्त्ववित् ।
पश्यन्शृण्वन्स्पृशञ्जिघ्रन्नश्नन्गच्छन्स्वपञ्श्वसन् ॥५.८॥
naiva kiñcit karomīti yukto manyeta tattvavit,
paśyanśṛṇvanspṛśañjighrannaśnangacchansvapañśvasan. 5.8.
naiva—tidak; kiñcit=sedikit pun; karomi—saya melakukan; iti—demikian; yuktaḥ—dia yang layak; manyeta—berpikir tattvavit—yang berpengetahuan; paśyan—melihat; śṛṇvan—mendengar; spṛśañ—menyentuh; jighran—mencium; aśnan—makan; gacchan—jalan; svapañ—tidur; śvasan—bernafas.
Orang yang mempersatukan dirinya dengan Tuhan dan mengetahui kebenaran, demikian dia berpikir, “aku sama sekali tidak berbuat apa” meskipun melihat mendengar, mencium meraba, berjalan, tidur dan bernapas.
प्रलपन्विसृजन्गृह्णन्नुन्मिषन्निमिषन्नपि।
इन्द्रियाणीन्द्रियार्थेषु वर्तन्त इति धारयन् ॥५.९॥
pralapanvisṛjangṛhṇannunmiṣannimiṣannapi,
indriyāṇīndriyārtheṣu vartanta iti dhārayan. 5.9.
pralapan—berbicara; visṛjan—melepaskan; gṛhṇan—memegang unmiṣan—mata terbuka; nimiṣan—terpejam; api—juga; indriyāṇi—indra- indra; indriyārtheṣu—pada setiap objek indra; vartante—ada iti—demikian; dhārayan—mengingat, beranggapan.
Saat berbicara, mengeluarkan, memegang, membuka dan menutup mata, ia yakin bahwa hanya indra yang bergerak di tengah-tengah obyek-obyek indranya.
ब्रह्मण्याधाय कर्माणि सङ्गं त्यक्त्वा करोति यः।
लिप्यते न स पापेन पद्मपत्रमिवाम्भसा ॥५.१०॥
brahmaṇyādhāya karmāṇi saṅgaṁ tyaktvā karoti yaḥ,
lipyate na sa pāpena padmapatramivāmbhasā. 5.10.
brahmaṇi—pada Brahman; ādhāya—menempatkan; karmāṇi—perbuatan- perbuatan; saṅgam—keterikatan pada hasil; tyaktvā—meninggalkan; karoti—melakukan; yaḥ—Ia yang; lipyate—tersentuh; na—tidak; saḥ—Ia; pāpena—oleh dosa; padmapatram—daun teratai; iva—bagaikan; ambhasā—oleh air.
Ia yang bekerja dengan melepaskan diri dari ikatan dan menyerahkan segala hasil pekerjaannya pada Brahman, tidak dinodai oleh dosa, bagaikan daun teratai yang tidak dapat dibasahi oleh air.
कायेन मनसा बुद्ध्या केवलैरिन्द्रियैरपि ।
योगिनः कर्म कुर्वन्ति सङ्गं त्यक्त्वात्मशुद्धये ॥५.११॥
kāyena manasā buddhyā kevalairindriyairapi,
yoginaḥ karma kurvanti saṅgaṁ tyaktvātmaśuddhaye. 5.11.
kāyena—dengan badannya; manasā—dengan pikirannya; buddhyā—dengan kecerdasannya; kevalaiḥ—hanya dengan; indriyaiḥ—dengan indra-indra; api—juga; yoginaḥ—para Yogi; karma—kegiatan, pekerjaan; kurvanti—melakukan; saṅgam—keterikatan terhadap hasil tindakan; tyaktvā—meninggalkan; ātmaśuddhaye—untuk pemurnian pikiran.
Para yogin untuk menyucikan jiwanya (justru) dengan melakukan kegiatan hanya dengan badan, pikiran, kecerdasan atau hanya dengan indra-indranya saja, tanpa keterikatan terhadap buah dari perbuatannya.
युक्तः कर्मफलं त्यक्त्वा शान्तिमाप्नोति नैष्ठिकीम् ।
अयुक्तः कामकारेण फले सक्तो निबध्यते ॥५.१२॥
yuktaḥ karmaphalaṁ tyaktvā śāntimāpnoti naiṣṭhikīm,
ayuktaḥ kāmakāreṇa phale sakto nibadhyate. 5.12.
yuktaḥ—seorang yoga; karmaphalam—buah dari perbuatan; tyaktvā—meninggalkan; śāntim—kedamaian āpnoti—mencapai; naiṣṭhikīm —yang berjiwa teguh dalam disiplin; ayuktaḥ—yang tidak bersatu dalam yoga; kāmakāreṇa—karena nafsu / keinginan; phale—pada buah perbuatan; saktaḥ—keterikatan; nibadhyate—terikat
Seorang yogi yang melepaskan diri dari ikatan hasil-hasil pekerjaannya akan mencapai kedamaian. Akan tetapi Ia yang tidak mempraktekkan karmayoga, yang dikendalikan oleh nafsu karena dipengaruhi oleh keinginan akan hasil pekerjaannya, maka Ia adalah jiwa yang terikat.
सर्वकर्माणि मनसा सन्न्यासस्ते सुखं वशी ।
नवद्वारे पुरे देही नैव कुर्वन्न कारयन् ॥५.१३॥
sarvakarmāṇi manasā sannyāsaste sukhaṁ vaśī,
navadvāre pure dehī naiva kurvanna kārayan. 5.13.
sarvakarmāṇi—semua perbuatan; manasā—dengan pikiran; sannyāsa—meninggalkan; aste—tinggal; sukham—Bahagia; vaśī—yang menaklukkan indra; navadvāre—pada sembilan pintu (badan memiliki sembilan lubang yaitu 2 lubang telinga, 2 lubang telinga, 2 lubang hidung, 1 lubang mulut, 1 lubang pembuangan, 1 lubang kelamin); pure—pada kota (pada badan); dehī—jiwa; na—tidak; eva—saja; kurvan—melakukan; na—tidak; kārayan—menyebabkan melakukan.
Ia yang Jiwanya telah menguasai indra-indranya, yang dapat melepaskan semua tindakannya dengan pikirannya, ia hidup bahagia di dalam kota (badan) dengan sembilan pintu gerbang, tidak bekerja dan juga tidak menyebabkan pekerjaan dilakukan.
न कर्तृत्वं न कर्माणि लोकस्य सृजति प्रभुः।
न कर्मफलसंयोगं स्वभावस्तु प्रवर्तते ॥५.१४॥
na kartṛtvaṁ na karmāṇi lokasya sṛjati prabhuḥ,
na karmaphalasaṁyogaṁ svabhāvastu pravartate. 5.14.
na—tidak; kartṛtva—bersifat pelaku; na karmāṇi—bukan yang harus dilakukan; lokasya—milik dunia; sṛjati—menciptakan; prabhuḥ—Tuhan; na karmaphalasaṁyogam—bukan bagian dari tindakan dan hasilnya; svabhāvaḥ—alamnya sendiri; tu pravartate—keberadaan.
Bagi dunia ini Tuhan tidak menciptakan pelaku tindakan. Dia pun tidak menciptakan yang harus dilakukan. Pun Ia tidak menghubungkan antara pekerjaan-pekerjaan dengan hasilnya. Ini adalah alam yang mengatur semuanya.
नादत्ते कस्यचित्पापं न चैव सुकृतं विभुः।
अज्ञानेनावृतं ज्ञानं तेन मुह्यन्ति जन्तवः ॥५.१५॥
nādatte kasyacitpāpaṁ na caiva sukṛtaṁ vibhuḥ,
ajñānenāvṛtaṁ jñānaṁ tena muhyanti jantavaḥ. 5.15.
na adatte—tidak mengambil; kasyacit—milik seseorang; pāpam—dosa; na—tidak; ca—dan; eva—saja; sukṛtam—pahala, jasa; vibhuḥ—Tuhan; ajñānena—oleh kebodohan; avṛtam—menyelimuti; jñānam—pengetahuan ātma; tena—dengan itu; muhyanti—bingung; jantavaḥ—mahkluk hidup.
Tuhan tidak mengambil dosa ataupun jasa milik seseorang. hanya karena kebijaksanaan yang diselimuti oleh kebodohan sehingga dengan kebodohan ini makhluk hidup menjadi bingung.
ज्ञानेन तु तदज्ञानं येषां नाशितमात्मनः ।
तेषामादित्यवज्ज्ञानं प्रकाशयति तत्परम् ॥५.१६॥
jñānena tu tadajñānaṁ yeṣāṁ nāśitamātmanaḥ,
teṣāmādityavajjñānaṁ prakāśayati tatparam. 5.16.
jñānena tu—dengan kebijaksanaan; tat—iti; ajñānam—kebodohan; yeṣām—milik mereka; nāśitam—terhancurkan; ātmanaḥ—diri sendiri; teṣām—bagi mereka; ādityavat—bagaikan matahari; jñānam—pengetahuan ātma; prakāśayati—menyinari; tat—itu; param—yang maha agung.
Akan tetapi bagi mereka yang kebodohannya dimusnahkan oleh kebijaksanaan, bagi mereka pengetahuan ātma itu menyinari jiwa yang agung sebagai halnya matahari menyinari membuat semua yang ada dialam menjadi nampak.
तद्बुद्धयस्तदात्मानस्तन्निष्ठास्तत्परायणाः ।
गच्छन्त्यपुनरावृत्तिं ज्ञाननिर्धूतकल्मषाः ॥५.१७॥
tadbuddhayastadātmānastanniṣṭhāstatparāyaṇāḥ,
gacchantyapunarāvṛttiṁ jñānanirdhūtakalmaṣāḥ. 5.17.
tadbuddhayaḥ—yang kecerdasan yang selalu tertuju pada Itu (Brahman); tadātmānaḥ—yang jiwanya selalu pada kesadaran itu tanniṣṭhāḥ—yang teguh pada Itu; tatparāyaṇāḥ—mereka yang menyatakan Itu (Brahman) adalah segalanya; gacchanti —pergi; apunarāvṛttim—mokṣa (tanpa kelahiran kembali); jñānanirdhūtakalmaṣāḥ—pengetahuan ātma yang menyucikan dosa-dosa.
Bagi mereka yang kecerdasan, kesadaran, keteguhannya hanya pada Itu (Brahman) dan hanya Itu (Brahman) sebagai semata-mata obyek kebaktian, mereka mencapai suatu keadaan di mana tidak memungkinkan untuk kembali (mokṣa), dosa mereka dibersihkan oleh pengetahuan kebijaksanaan.
विद्याविनयसम्पन्ने ब्राह्मणे गवि हस्तिनि ।
शुनि चैव श्वपाके च पण्डिताः समदर्शिनः ॥५.१८॥
vidyāvinayasampanne brāhmaṇe gavi hastini,
śuni caiva śvapāke ca paṇḍitāḥ samadarśinaḥ. 5.18.
vidyāvinayasampanne—pada yang terpelajar dan rendah hati; brāhmaṇe—pada brahmana; gavi—pada sapi; hastini—pada gajah; śuni—pada anjing; ca—dan; eva—saja; śvapāke—pemakan daging anjing (candala); paṇḍitāḥ—mereka yang bijaksana; samadarśinaḥ—mereka mempunyai pemandangan yang sama.
Orang-orang bijaksana memandang dengan pandangan yang sama pada seorang Brahmana yang terpelajar dan rendah hati, sapi atau gajah hingga anjing, bahkan pada orang yang rendah sekalipun.
इहैव तैर्जितः सर्गो येषां साम्ये स्थितं मनः ।
निर्दोषं हि समं ब्रह्म तस्माद्ब्रह्माणि ते स्थिताः ॥५.१९॥
ihaiva tairjitaḥ sargo yeṣāṁ sāmye sthitaṁ manaḥ,
nirdoṣaṁ hi samaṁ brahma tasmādbrahmāṇi te sthitāḥ. 5.19.
iha eva—disini di dunia ini saja; taiḥ—oleh mereka; jitaḥ—pemenang; sargaḥ—kesengsaran lahir dan mati; yeṣām—bagi mereka yang; sāmye—dalam kesamaan; sthitam—keberadaan; manaḥ—pikiran; nirdoṣam—tanpa kesalahan, dosa; hi—sesungguhnya; samam—sama; brahma—Brahman; tasmāt—dari itu, brahmāṇi—di dalam Brahman, te—mereka, sthitāḥ—tinggal.
Dunia ini pun, oleh mereka yang memandang setiap mahluk dengan pandangan sama, mereka sebenarnya adalah pemenang di mana mereka hidup di dunia ini tanpa terikat oleh samsara. Brahman adalah sempurna dan sama di dalam semuanya. Karena itu, mereka sesungguhnya ada di dalam Brahman.
न प्रहृष्येत्प्रियं प्राप्य नोद्विजेत्प्राप्य चाप्रियम् ।
स्थिरबुद्धिरसम्मूढो ब्रह्मविद् ब्रह्मणि स्थितः ॥५.२०॥
na prahṛṣyetpriyaṁ prāpya nodvijetprāpya cāpriyam,
sthirabuddhirasammūḍho brahmavid brahmaṇi sthitaḥ. 5.20.
na prahṛṣyet—tidak bersenang hati; priyam—keinginan; prāpya—dapat terpenuhi; na udvijet—tidak bersedih; prāpya—dapat terpenuhi; ca—dan; apriyam—yang tidak diinginkan; sthirabuddhiḥ—pandangan yang teguh; asammūḍhaḥ—yang berpengetahuan; brahmavid—yang mengetahui Brahman; brahmaṇi sthitaḥ—tinggal di dalam Brahman.
Ia yang berpengetahuan Brahman yang mencapai kedudukan di dalam Brahman, yang pikirannya teguh di dalam Brahman karena kebingungannya telah lenyap, tidak akan bersenang hati ketika keinginannya terpenuhi pun tidak bersedih ketika mendapat sesuatu yang tidak diinginkan.
बाह्यस्पर्शेष्वसक्तात्मा विन्दत्यात्मनि यत्सुखम् ।
स ब्रह्मयोगयुक्तात्मा सुखमक्षयमश्नुते ॥५.२१॥
bāhyasparśeṣvasaktātmā vindatyātmani yatsukham,
sa brahmayogayuktātmā sukhamakṣayamaśnute. 5.21.
bāhyasparśeṣu—pada setiap hal-hal diluar; asaktātmā—yang pikirannya tekun pada kesadaran diri; vindati—mencapai; ātmani—di dalam dirinya sendiri; yat—apa yang; sukham—kebahagiaan, kesenangan; saḥ—Ia, brahmayogayuktātmā—Ia yang jiwanya bersatu dengan Brahman; sukham—kebahagiaan; akṣayam—yang kekal; aśnute—menikmati.
Dia yang jiwanya tidak lagi terikat dengan hubungan dari luar (obyek-obyek indra), menemukan kebahagiaan yang ada di dalam dirinya sendiri. Orang yang demikian itu adalah Ia yang jiwanya menunggal dengan Brahman yang menikmati kebahagiaan yang kekal.
ये हि संस्पर्शजा भोगा दुःखयोनय एव ते ।
आद्यन्तवन्तः कौन्तेय न तेषु रमते बुधः ॥५.२२॥
ye hi saṁsparśajā bhogā duḥkhayonaya eva te,
ādyantavantaḥ kaunteya na teṣu ramate budhaḥ. 5.22.
ye—mereka yang; hi—sesungguhnya; saṁsparśajāḥ—lahir dari hubungan indra- indra; bhogāḥ—mereka yang menikmati; duḥkhayonayaḥ—rahim penderitaan, sumber penderitaan; eva—saja; te—mereka; ādyantavantaḥ—bersama penciptaan dan kehancuran; kaunteya—Arjuna; na—tidak; teṣu—pada itu; ramate—bermain; budhaḥ—orang bijaksana.
Mereka yang Kesenangannya berupa apa saja yang timbul dari hubungan luar (obyek-obyek) adalah hanya sumber dari penderitaan. Mereka mempunyai awal dan akhir, oh Arjuna. Tidak ada orang yang bijaksana suka akan pada kenikmatan seperti itu.
शक्नोतीहैव यः सोढुं प्राक्शरीरविमोक्षणात् ।
कामक्रोधोद्भवं वेगं स युक्तः स सुखी नरः ॥५.२३॥
śaknotīhaiva yaḥ soḍhuṁ prākśarīravimokṣaṇāt,
kāmakrodhodbhavaṁ vegaṁ sa yuktaḥ sa sukhī naraḥ. 5.23.
śaknoti—bisa, mampu; iha—disini di dunia ini; eva—saja; yaḥ—Ia yan; soḍhum—untuk menahan; prāk—sebelum; śarīravimokṣaṇāt—dari melepaskan badan kasar; kāmakrodhodbhavam—akibat terlahir dari nafsu dan kemarahan; vegam—bernafsu; saḥ yuktaḥ—ia yogi; saḥ—ia; sukhī naraḥ—orang yang berbahagia.
Ia yang mampu menahan arus paksaan yang terlahir dari keinginan dan kemarahan, sesungguhnya di sini di dunia ini pun juga sebelum ia melepaskan badannya, ia adalah yogi, ia adalah orang yang bahagia.
योऽन्तःसुखोऽन्तरारामस्तथान्तर्ज्योतिरेव यः ।
स योगी ब्रह्मनिर्वाणं ब्रह्मभूतोऽधिगच्छति ॥५.२४॥
yoʻntaḥsukhoʻntarārāmastathāntarjyotireva yaḥ,
sa yogī brahmanirvāṇaṁ brahmabhūtoʻdhigacchati. 5.24.
yaḥ—Ia yang; antaḥ sukhaḥ—kebahagiaanya hanya ada dalam dirinya; antarārāmaḥ—kesenangannya hanya ada dalam dirinya sendiri; tathā—seperti itu; antarjyotiḥ eva—hanya cahaya yang ada di dalam diri saja; yaḥ—Ia yang; saḥ yogī—Ia adalah seorang Yogi; brahmanirvāṇam—lebur di dalam Brahman (Mokṣa); brahmabhūtaḥ—yang tak berbeda dengan Brahman, adhigacchati—mencapai.
Ia yang menemui kesenangannya, kebahagiaannya dan begitu juga yang sinarnya hanya di dalam batin, ia adalah seorang Yogi yang tidak berbeda dengan Brahman dan bisa mencapai Brahmanirvāṇa.
लभन्ते ब्रह्मनिर्वाणमृषयः क्षीणकल्मषाः ।
छिन्नद्वैधा यतात्मानः सर्वभूतहिते रताः ॥५.२५॥
labhante brahmanirvāṇamṛṣayaḥ kṣīṇakalmaṣāḥ,
chinnadvaidhā yatātmānaḥ sarvabhūtahite ratāḥ. 5.25.
labhante—mencapai; brahmanirvāṇam—persatuan dengan Brahman; ṛṣayaḥ—para ṛṣi; kṣīṇakalmaṣāḥ—yang dosa-dosanya termusnahkan; chinnadvaidhā—yang keragu-raguannya telah lenyap; yatātmānaḥ—yang mampu mengontrol dirinya sendiri; sarvabhūtahite—dalam kegiatan menyejahterakan semua mahluk; ratāḥ—tekun.
Para ṛṣi yang suci, yang dosanya telah musnah, yang kebimbangannya telah dihilangkan, pikirannya telah mencapai keadaan yang tetap dan yang tekun dalam perbuatan untuk kebaikan kepada semua makhluk, mencapai kebahagiaan dalam Brahman.
कामक्रोधवियुक्तानां यतीनां यतचेतसाम् ।
अभितो ब्रह्मनिर्वाणं वर्तते विदितात्मनाम् ॥५.२६॥
kāmakrodhaviyuktānāṁ yatīnāṁ yatacetasām,
abhito brahmanirvāṇaṁ vartate viditātmanām. 5.26.
kāmakrodhaviyuktānām—para yogi yang terbebas dari rasa nafsu dan rasa marah; yatīnām—bagi para orang suci; yatacetasām—pengendalian pikiran; abhitaḥ—disekitar; brahmanirvāṇam—bersatu dengan Brahman (Mokṣa), vartate—ada, viditātmanām—bagi mereka yang telah menguasai pengetahuan ātma.
Bagi para yati (yang telah menguasai jiwanya) yang telah melepaskan diri dari keinginan dan kemarahan, yang telah menaklukkan pikirannya dan mempunyai pengetahuan tentang Brahmanīrwaṇa, di sekitar mereka selalu ada persatuan dengan Brahman saat mereka hidup atau pun sesudah mati.
स्पर्शान्कृत्वा बहिर्बाह्यांश्चक्षुश्चैवान्तरे भ्रुवोः।
प्राणापानौ समौ कृत्वा नासाभ्यन्तरचारिणौ ॥५.२७॥
sparśānkṛtvā bahirbāhyāṁścakṣuścaivāntare bhruvoḥ,
prāṇāpānau samau kṛtvā nāsābhyantaracāriṇau. 5.27.
sparśān—objek dari indra-indra; kṛtvā—melakukan; bahirbāhyān—segala sesuatu yang ada di luar; cakṣuḥ—mata; ca—dan; eva—juga; antare bhruvoḥ—di tengah-tengah kedua alis; prāṇāpānau—udara prāṇa dan āpāna, keluar masuknya nafas; samau—sama; kṛtvā—memperhatikan; nāsābhyantaracāriṇau—dengan kedua hidung keluar masuk.
Ia yang menutup dirinya dari semua obyek-obyek di luar dan menetapkan pandangan di antara kening, meratakan jalan napas ke dalam dan ke luar melalui lobang hidung secara seimbang.
यतेन्द्रियमनोबुद्धिर्मुनिर्मोक्षपरायणः।
विगतेच्छाभयक्रोधो यः सदा युक्त एव सः॥५.२८॥
yatendriyamanobuddhirmunirmokṣaparāyaṇaḥ,
vigatecchābhayakrodho yaḥ sadā yukta eva saḥ. 5.28
yata—terkendali; indriyamanobuddhiḥ—nafsu, pikiran dan kecerdasan; muniḥ—Orang bijaksana; mokṣaparāyaṇaḥ—menuju moksa; vigatecchābhayakrodhaḥ—yang ketakutan dan kemarahannya telah sirna yaḥ—dia yang; sadā—selalu; yuktaḥ—seorang yogi; eva—saja, juga; saḥ—ia.
Orang bijaksana yang menguasai indra, pikiran dan kecerdasannya siap menuju moksa. Ia telah melemparkan jauh-jauh keinginan, ketakutan dan kemarahan, dan dia juga seorang yogi yang selalu dalam keadaan bebas.
भोक्तारं यज्ञतपसां सर्वलोकमहेश्वरम् ।
सुहृदं सर्वभूतानां ज्ञात्वा मां सान्तिमृच्छति ॥५.२९॥
bhoktāraṁ yajñatapasāṁ sarvalokamaheśvaram,
suhṛdaṁ sarvabhūtānāṁ jñātvā māṁ sāntimṛcchati. 5.29.
bhoktāram—pada yang menikmati; yajñatapasām—bagi yajnya dan tapa; sarvalokamaheśvaram—penguasa dari alam semesta (objek); suhṛdam—teman; sarvabhūtānām—dari semua mahkluk; jñātvā—mengetahui; mām—aku, saya (objek); sāntim—kedamaian; ṛcchati—mencapai.
Dengan mengetahuiku sebagai yang menikmati yajña dan pertapaan, Yang Maha Besar, Penguasa Seluruh Dunia, Teman dari Semua Makhluk, ia mencapai ketenangan.
Demikian sekilas tentang GAMABALI , Ong Santih, Santih, Santih, Ong semoga Tuhan selalu memberikan kedamaian dalam hidup anda. Suksma.